Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz ditanya, ” Sesungguhnya aku sering membaca kitab tafsir Al-Qur’an, seperti kitab Shofwatut Tafasir dalam keadaan aku tidak suci, pada saat datang bulan, contohnya. Apakah perbuatanku ini keliru? Dan apakah aku berdosa?
Beliau Rahimahullah menjawab, “Tidak mengapa bagi wanita yang sedang haid dan nifas untuk membaca buku-buku tafsir. Tidak mengapa pula membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh Mushaf secara langsung, ini menurut pendapat yang kuat dari dua pendapat ulama’.
Adapun orang yang junub, maka tidak boleh membaca Al-Qur’an secara mutlak sampai ia mandi. Tapi dia boleh membaca buku-buku tafsir, hadits, dan selainnya tanpa membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang tercantum di buku tersebut. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “bahwasanya tidak ada sesuatu apapun yang dapat mencegah seseorang dari membaca Al-Qur’an kecuali junub.”
Dalam riwayat lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang terkandung dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad yang bagus, dari Ali Radhiallahu ‘anhu , “Adapun orang yang junub tidak boleh (membaca Al-Qur’an) walaupun hanya satu ayat.”
Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/2346