Di antara sebab kokohnya seseorang dalam menuntut ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah subhanallah wa ta’ala.
Bagian dari kesempurnaan iman adalah mendahulukan kecintaan kepada Allah di atas (kecintaan) kepada seluruh manusia. Dan termasuk kecintaan kepada Allah adalah cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sedangkan kecintaan kepada Rasulullah tidak hanya sebatas pengakuan lisan, akan tetapi juga diterapkan dengan mengikuti petunjuk beliau.
Tawakkal kepada Allah termasuk kewajiban tauhid dan iman yang paling agung. Seberapa kuat rasa tawakkal seorang hamba kepada Allah, seperti itulah kadar kekuatan imannya dan kesempurnaan tauhidnya.
Seorang hamba benar-benar butuh untuk selalu bertawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah pada setiap perkara yang hendak ia lakukan atau akan ia tinggalkan baik terkait dengan urusan agamanya atau dunianya.
Setiap hamba wajib menyandarkan kenikmatan yang ia dapat kepada Allah secara ucapan dan keyakinan. Barang siapa mengingkari nikmat Allah dengan hati dan lisannya maka ia kafir. Dan barang siapa mengakui dengan hatinya bahwa nikmat yang ia dapat dari Allah semata, tapi terkadang secara lisan ia menyandarkannya kepada Allah, dan terkadang kepada dirinya atau usahanya, sebagaimana hal ini banyak terjadi dikalangan manusia. Maka wajib baginya untuk bertaubat dan menyandarkan kenikmatan hanya kepada Allah. Karena iman dan tauhid tidak akan terealisasi melainkan dengan menyandarkan kenikmatan hanya kepada Allah baik secara keyakinan hati dan ucapan lisan.
Ketika seorang hamba menyadari bahwa musibah yang ia rasakan adalah terjadi atas kehendak Allah, dan (ia menyadari) bahwa Allah memiliki hikmah dan tujuan yang sempurna. Maka hal itu akan membuatnya ridha dan menerima takdir tersebut, dan membuat dirinya bersabar atas perkara-perkara yang tidak dia sukai, karena mengharapkan kedekatan kepada Allah dan pahala-Nya, serta takut siksa-Nya. Sehingga dengan keimanannya itu membuat hatinya tenang dan tauhidnya kuat.
Apabila terjadi kesamaran antara perkara yang mubah dengan perkara haram dalam satu perkara maka wajib menahan diri dari keduanya.
Contohnya seseorang yang ingin menikahi wanita di suatu desa, dan di desa itu ada seorang wanita yang merupakan saudara susuannya dalam keadaan dia tidak tahu siapa wanita itu. Karena tersamarkan antara wanita yang boleh dinikahi dengan wanita yang harom dinikahi maka wajib baginya menahan diri dari keduanya yakni dia tidak boleh menikahi wanita di desa itu karena khawatir dia akan menikahi saudara susuannya. Kecuali bila dia memiliki bukti bahwa wanita itu bukan saudara susuannya.
DAUROH MASYAYIKH 1437 H TELAH BERAKHIR
Alhamdulillah… Dauroh Asy Syari’ah ke 13 tahun 1437 H baru saja berakhir..
Untuk dauroh asatidzah diselenggarakan di masjid Ma’had al Anshor, Sleman, Jogjakarta, yang dihadiri lebih dari 500 peserta.
Pada tahun ini, ada empat masyayikh yang berkesempatan hadir, yaitu:
1. Asy Syaikh Kholid azh Zhafiri
2 Asy Syaikh Usamah al ‘Amri
3. Asy Syaikh Muhammad Gholib al ‘Umari
4. Asy Syaikh Hamid al Junaibi
-Semoga Allah menjaga mereka-
Syaikh Muhammad Gholib mensyarah kitab Ushul fii Tafsir karya Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah, beliau merampungkannya pada malam Rabu tgl 6 dzulqoidah / 9 Agustus 2016
Syaikh Kholid azh Zhafiri melanjutkan pembahasan kitab Al Qoulus Sadiid syarh Kitab Tauhid karya Syaikh Abdurrahman bin Sa’di rahimahullah. Setelah melalui 3 rangkaian dauroh -bihamdillah- beliau menuntaskannya pada pagi hari Rabu tanggal 7dzul qoidah / 10 Agustus 2016.
Syaikh Hamid al Junaibi mensyarah kitab Shofwatul Ushul tentang ilmu ushul fikih karya Syaikh Abdurrahman Sa’di, dan beliau menyelesaikannya ba’da ashar hari Rabu (7 dzulqoidah).
Adapun Syaikh Usamah al Amri beliau mensyarah kitab Qowaid Muhimmah wa Fawaid Jammah tentang Qowaid Fiqhiyyah karya Syaikh Abdurrahman bin Sa’di rahimahullah, beliau menitik beratkan pada 5 qowaid kubro dan menyelesaikannya ba’da ashar hari kamis ini setelah syaikh Hamid al Junaibi.
Banyak faedah yang didapat dari dauroh ini. Tidak hanya faedah dari inti kitab, tapi juga wasiat berharga yang disampaikan disela-sela pelajaran; terkait dengan adab menuntut ilmu, berpegang teguh dengan sunnah, menjauhi mua’malah dengan ahlul bid’ah dan membaca tulisan-tulisan mereka, mengikatkan diri dengan bimbingan ulama kibar, dan wasiat lainnya.
Semoga kami dimudahkan untuk membagikan sebagian faedah-faedah tersebut di channel ini.
Dan melalui acarah dauroh ini kami juga bisa bertemu ikhwan salafiyyin dari seluruh nusantara, yang dengan bertemu mereka dan saling berbagi cerita -biidznillah- dapat meningkatkan iman dan semangat untuk terus istiqomah di atas manhaj yang mulia ini.
Jazaallahu masyaikhona khoirol jaza’, Semoga Allah menjadikan ilmu yang telah mereka bagikan sebagai amal jariyah yang akan terus bermanfaat hingga yaumul akhir. Amin….