Warisan Salaf
Warisan Salaf

adab bercanda dalam islam (bagian 1)

7 tahun yang lalu
baca 3 menit
ADAB BERCANDA DALAM ISLAM (Bagian 1)
image_pdfimage_print

ADAB BERCANDA DALAM ISLAM (Bagian 1)

Para pembaca -yang semoga dirahmati Allah- ,

Sudah menjadi suatu yang lumrah di masyarakat, bahwa pembicaraan dalam sebuah pergaulan harus mengandung sedikit canda atau gurau.

Laksana “garam” dalam masakan, Jika tepat takarannya rasa masakan akan menjadi enak. Jika kadar garamnya berlebihan atau kurang rasa makanan pun akan menjadi rusak.

Demikian pula dengan bercanda. Suasana tegang menjadi cair dengan sedikit bercanda. Kejenuhan bisa sirna dengan adanya canda dan tawa. Keakraban akan muncul tatkala canda menjadi selingan dalam pembicaraan dua insan.

Namun, tatkala canda tersebut tidak sesuai dengan porsinya, atau bahkan melanggar norma-norma agama, akan rusaklah pembicaraan atau bahkan pergaulan dan pertemanannya, bahkan bisa-bisa muncul bibit permusuhan, sakit hati dan trauma yang berkepanjangan.

Oleh karena itu seorang muslim hendaknya memperhatikan rambu-rambu syari’at yang telah ditentukan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shollallahu ‘alaihi wasallam. Agar tidak terjerumus ke dalam dosa dan permusuhan. Berikut ini kami sajikan sekelumit etika tentang bercanda dan bergurau.

APA ITU BERCANDA?

Bercanda di dalam bahasa Arab disebut dengan “al-Muzah” (dengan mim yang didhommah); dan “al-Mizah” (dengan mim yang dikasroh) serta “al-Mazhu”, artinya membuat orang lain senang dengan tujuan untuk melembutkan hati dan menarik simpati tanpa menyakiti (hati) nya. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah (37/43), Lisanul-Arob (2/593), Tajul ‘Arus (7/117))

Bisa pula diartikan, ketidak seriusan (atau lawan dari sungguh-sungguh). (Lihat Lisanul Arob 2/593)

Dinamakan al-Istihza` atau as-Sukhriyyah (ejekan & olok-olok) jika sampai menyakiti hati. ( Taajul ‘Arus 7/117)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bercanda juga disebut dengan senda gurau, kelakar, seloroh dan lelucon. Yaitu Suatu percakapan (yang ditujukan) untuk bermain-main saja. (Lihat KBBI pada kata: “canda” dan “gurau”))

 

Bersambung, Insya Allah…

Ditulis oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

—————-
Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com

—————-

Link Telegram: https://telegram.me/warisansalaf/247