Ukhuwah Anak Kuliah
Ukhuwah Anak Kuliah oleh timartikel

tersayatnya hati membaca kisah ini

4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Tersayatnya Hati Membaca Kisah Ini

💦☝🏻⚠️ TERSAYATNYA HATI MEMBACA KISAH INI

Pagi, Jum’at 12 Dzulhijjah, 35 H, di saat sebagian besar sahabat menunaikan ibadah haji, pengepungan berlanjut. Hari itu ‘Utsman berpuasa, setelah di malam harinya bertemu Rasulullah ﷺ dan dua sahabatnya, Abu Bakar serta ‘Umar, dalam mimpi yang membahagiakan. Di mimpi itu Rasulullah ﷺ bersabda,

“Wahai ‘Utsman, berbukalah bersama kami.”

Utsman pun terbangun dan berpuasa.

Pagi itu Utsman berada di rumah bersama sejumlah sahabat yang terus bersikukuh hendak membela beliau dari kezaliman bughat.

Dengan sangat, Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu meminta mereka untuk keluar dari rumah, menjauhkan diri dari fitnah. Amirul Mukminin melarang para sahabat melakukan pembelaan dengan peperangan. Beliau tidak ingin terjadi pertumpahan darah di tengah-tengah kaum muslimin hanya dengan sebab beliau. Beliau tidak ingin ada sahabat-sahabat lain terbunuh dalam fitnah ini.

Setelah permintaan Utsman radhiyallahu ‘anhu yang sangat kepada para sahabat, akhirnya mereka meninggalkan rumah Amirul Mukminin hingga tidak ada yang tersisa kecuali keluarga Utsman termasuk istri beliau, Na’ilah bintu Furafishah.

Amirul Mukminin, Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu tetap di atas wasiat Rasul ﷺ untuk tidak melepaskan kekhilafahan, baju yang telah Allah subhanahu wa ta’ala pakaikan untuknya. Beliau pun tetap meminta sahabat untuk tidak melakukan perlawanan, mengingat besarnya fitnah dan khawatir darah kaum muslimin tertumpah. Inilah sikap yang terbaik yaitu kesabaran, keyakinan, dan keteguhan di atas petunjuk Rasulullah ﷺ.

Utsman radhiyallahu ‘anhu, beliau duduk bersimpuh di hadapan mushaf. Beliau radhiyallahu ‘anhu membacanya dalam keadaan berpuasa di hari itu. Tubuh yang telah tua, rambut yang telah memutih, kulit yang telah mengeriput, usia yang telah dihabiskan untuk Allah subhanahu wa ta’ala, berjihad menegakkan kalimat Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi, kini duduk mentadaburi kalam Rabbul ‘Alamin. Beliau radhiyallahu ‘anhu perintahkan untuk membuka pintu rumah dengan harapan para pengepung tidak berbuat sekehendak hati mereka ketika menyaksikan beliau beribadah kepada Allah ﷻ , membaca Al-Qur’an.

Tetapi mereka ternyata orang yang telah keras hatinya. Dalam suasana pengepungan dan kekacauan, masuklah seseorang hendak membunuh khalifah. Utsman radhiyallahu ‘anhu pun berkata mengingatkan,

“Wahai fulan, di antara aku dan dirimu ada Kitabullah!”

Diapun pergi meninggalkan Utsman, hingga datang orang lain dari bani Sadus. Dengan penuh keberingasan, dia cekik leher khalifah yang telah rapuh hingga sesak dada beliau dan terengah-engah nafas beliau, lalu dia tebaskan pedang ke arah Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Amirul Mukminin menlindungi diri dari pedang dengan tangannya yang mulia, hingga terputus bercucuran darah. Saat itu Utsman berkata,

أَمَا وَاللهِ، إِنَّهَا لَأَوَّلُ كَفٍّ خَطَّتِ الْمُفَصَّلَ

“Demi Allah subhanahu wa ta’ala, tangan (yang kau potong ini) adalah tangan pertama yang mencatat surat-surat mufashshal.”

Ya… beliau adalah pencatat wahyu Allah subhanahu wa ta’ala dari lisan Rasulullah ﷺ. Namun ucapan Utsman yang sesungguhnya nasihat –bagi orang yang memiliki hati– tidak lagi dihiraukan. Darah mengalir pada mushaf tepat mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala,

“Maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

📚 (Q.S. Al-Baqarah: 137)

Bukan hanya itu, jari jemari Na’ilah bintu Furafishah terpotong saat melindungi suaminya dari tebasan pedang kaum bughat. Subhanallah, cermin kesetiaan istri shalihah menghiasi tragedi berdarah di negeri Rasulullah ﷺ.

Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu pun wafat.

🔎 Isi artikel ini dinukil dari :
https://bit.ly/3lHXFZ2

📮Boleh Join & Share :
http://simpellink.com/medsosuak

🔰 UKHUWAH ANAK KULIAH 🔰
•• ════════ ❁✿❁════════ ••

Oleh:
timartikel