•┈❁✿ ﷽ ✿❁┈•
Pertama: Qaddarallah قَدَّرَالله
Kedua: Qadarullah قَدَرُاللهِ
Perhatikan, yang pertama, huruf د di-tasydid. Jika demikian, huruf ر dibaca fathah karena dia sebagai fiil atau kata kerja: قدّرَاللهُ (Allah menakdirkan)
Yang kedua, “Qadarullahi”, tanpa tasydid. “Qadarullahi” merupakan susunan “mudhaf-mudhafun ilaih” .
Yang ketiga, “Qaddarullah”, itu tidak ada. Wallahu a’lam.
Di antara kedua ini (qaddarallah dan qadarullah), yang lebih tepat adalah yang kedua “Qadarullahi ِ(قدرُالله)”
Sebab, yang tersebut dalam redaksi hadits adalah:
“Janganlah kalian mengatakan, ‘Coba kalau begini. Coba kalau begitu.’
Namun, ucapkanlah, ‘ _Qadarullah wa maa syaa’a fa’al (قدرُاللهِ و ماشاء فعل).'”
Maknanya, “Ini adalah takdir Allah. Apa yang telah Allah takdirkan, pasti akan terjadi.”
Dengan demikian, jika memakai “Qaddarallah”, akan bermakna “Allah menakdirkan … “. Ini kurang tepat.
Yang lebih tepat adalah: “Bahwa perkara ini semuanya merupakan takdir Allah.” yang merupakan mashdar.
Wallahu a’lam.
📒 Catatan Taklim SA dari Jawa Barat, pada dars Ustadz Muhammad as-Sewwed hafizhahullah tentang Penggunaan Kalimat “Qaddarallah”, “Qadarullah”, atau Qaddarullah” via T&J Radio Indah Siar, 2 November 2021
💡Sudah dirapikan oleh: Tim Fawaid dan Asatidzah pembimbing حفظهم الله جميعا
💬 Mau ikut ngirim catatan taklim juga? Klik https://bit.ly/KirimCatatanTaklim
📖 UKHUWAH ANAK KULIAH
www.ukhuwahanakkuliah.com