⚠️✅💡 JANGAN KELIRU, JUSTRU PARA ULAMA LEBIH MENGETAHUI CARA MENYIKAPI SEBUAH REALITA YANG ADA SESUAI DENGAN BIMBINGAN SYARI’AT
Banyak orang yang tidak percaya lagi dengan ulama. Mereka menganggap ulama sebagai orang yang tidak tahu realitas sosial.
Permasalahan ini perlu dikaji karena tidak sedikit orang-orang yang hanya terdorong ghirah dan semangat keagamaan yang tinggi namun tidak terdidik di atas ilmu yang mapan dan di bawah bimbingan Ahlussunnah, menyangsikan fatwa para ulama dan nasehatnya di saat tidak sesuai dengan keinginan mereka. Dalam pandangan mereka, para ulama tidak mengetahui realita, tidak mengerti makar-makar musuh, ilmu mereka hanya sebatas haid dan nifas atau masalah thaharah (bersuci). Sedang mereka merasa lebih tahu realita sehingga merasa lebih berhak berfatwa dan dianggap ucapannya.
Perhatikan kisah ini, bagaimana Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu mesti menundukkan penilaian-penilaian pribadi di hadapan keputusan agama. Tidak heran bila seorang ulama bernama Abu Bakar Ath-Turthusyi setelah menyebutkan hadits,
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan dicabut dari hati-hati manusia. Akan tetapi Allah mencabutnya dengan meninggalnya para ulama sehingga tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh, maka mereka akan ditanya sehingga berfatwa tanpa ilmu akhirnya sesat dan menyesatkan.”
📚 (Shahih, HR. Al-Bukhari)
Beliau menyatakan, “Perhatikan hadits ini! Hadits ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan tertimpa musibah disebabkan ulama mereka sama sekali, akan tetapi sebabnya jika ulama mereka meninggal, akhirnya yang bukan ulama berfatwa…
Dari situlah berawalnya musibah.”
📕 (Al-Ba’its hal. 179)
🔎 Isi artikel ini dinukil dari :
http://bit.ly/3cAdSOl
📮Boleh Join & Share :
http://t.me/ukhuwah_anak_kuliah
http://simpellink.com/medsosuak