โ๐ป๐ปโ IKATLAH DIRI DENGAN KEBENARAN! BUKAN DENGAN TOKOH
๐๏ธBerkata Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah :
ุฃุฆู
ุฉ ุงูููุฏู ูุฑุจููู ุงููุงุณ ุนูู ุงูุชู
ุณู ุจุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉุ
ููุตุฑุฉ ุงูุญู ูุฑุฏ ุงูุจุงุทู ูุงูุฎุทุฃุ ูููุฐุง ุงูุชูุฏ ุงูุดุงูุนู
ุดูุฎู ู
ุงููุงู ูุงูุชูุฏ ุงูุฅู
ุงู
ุฃุญู
ุฏ ุดููุฎู.. ูุฐุง ุงูู
ููุฌ
ูุดูู ุญุงุฌุฒุงุ ูููุงู ูุณุฏุงู ู
ููุนุงู ูู ูุฌู ุงูุบูู
ูุงูุชุนุตุจ ุงูุฃุนู
ู ูุงูุชูููุฏ ุงูุฃููุฌ
“Para imam pembawa petunjuk mendidik manusia agar berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah. Mendidik mereka agar senantiasa membela kebenaran, membantah kebatilan dan meluruskan kesalahan. Oleh karenanya (kita saksikan), Imam Syafi’i mengkritik gurunya sendiri, yaitu Imam Malik. Imam Ahmad juga menyampaikan kritikan pada guru-gurunya. Dan jalan semacam ini akan membentuk sebuah penghalang kuat dan benteng kokoh dari tindakan berlebihan dan fanatisme buta (terhadap sosok tertentu).”
๐ (Dahru Iftira-at Ahli Az-Zaigh, hlm. 216-217)
Silahkan kagum dan cinta pada sosok, tokoh, atau ustadz tertentu. Tapi penting untuk disadari bahwa siapa saja berpotensi jatuh dalam kesalahan. Saat kita mendapat sebuah nasihat dari teman yang menjelaskan tentang kekeliruan sosok yang kita kagumi, janganlah tergesa-gesa menyalahkan atau mengingkari.
Ingatkan diri kita, bahwa intisari kehidupan ialah menghamba secara total pada Allah. Lihatlah masukan tadi, apakah sebuah dusta sehingga kita bisa bantah dan ingkari atau memang realita. Hanya pada-Nya kita mohon hidayah.
๐ Isi artikel ini dinukil dari : https://bit.ly/3oxjITA
๐ฎBoleh Join & Share :
http://t.me/ukhuwah_anak_kuliah
http://simpellink.com/medsosuak
๐ฐ UKHUWAH ANAK KULIAH ๐ฐ
โขโข โโโโโโโโ โโฟโโโโโโโโโ โขโข