Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

silsilah mutiara nasihat dari para ulama salaf (bahagian 17)

3 tahun yang lalu
baca 4 menit
Silsilah Mutiara Nasihat Dari Para Ulama Salaf (Bahagian 17)

🔗 Silsilah Mutiara Nasihat Dari Para Ulama Salaf (Bahagian 17)

Bab 1⃣4️⃣ Jangan Tertipu Oleh Ahli Bid’ah Meskipun Menyampaikan Hadits & Jangan Tertipu Dengan Pandainya Mereka Berbicara & Berkhutbah

🗞 Dari Ismail bin Ishaq al-Siraj ia mengatakan, pada satu hari al-Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله berkata kepadaku, “Saya dengar bahawa al-Harith al-Muhasibi sering berkumpul di tempatmu, kalau kamu mengundangnya ke rumahku dan kau tempatkan saya di tempat yang tidak terlihat olehnya, tentu saya akan dapat mendengar perkataannya.” Maka saya berkata, “Saya dengar dan saya patuhi untuk anda, hai Abu Abdillah dan ini menyenangkan saya.” Lalu saya mendatangi al-Harith dan memintanya datang malam ini, saya katakan, “Engkau ajaklah sahabatmu hadir bersamau.” Katanya, “Hai Abu Ismail, mereka ramai maka jangan beri mereka lebih dari minyak dan kurma dan banyakkanlah keduanya semampumu.”

Saya pun melakukan apa yang dia minta dan saya berangkat ke tempat al-Imam Ahmad dan menceritakan hal ini kepadanya. Beliau hadir sesudah Maghrib dan naik ke kamar dan berusaha untuk tetap hadir sehingga selesai. Kemudian al-Harith datang berserta sahabat-sahabatnya lalu mereka makan kemudian solat pada sepertiga awal malam dan tidak solat lagi sesudahnya. Setelah itu mereka duduk di hadapan al-Harith dan diam tidak berbicara hingga tengah malam. Kemudian mulailah salah seorang bertanya kepada al-Harith tentang sesuatu dan ia mulai berbicara sementara sahabatnya memerhatikan seakan-akan di atas kepala mereka bertenggek seekor burung (kerana tenangnya). Di antara mereka ada yang menangis, ada pula yang menjerit dan al-Harith tetap berbicara.

Kemudian saya naik ke kamar melihat keadaan al-Imam Ahmad. Saya dapati beliau menangis sampai tidak sedarkan diri. Saya pun berpaling melihat keadaan orang-orang itu ternyata mereka tetap dalam keadaan seperti itu sehingga subuh, lalu mereka berdiri dan berpisah. Saya segera menemui al-Imam Ahmad sedang ia terlihat lain, maka saya berkata, “Bagaimana pendapat anda tentang mereka ini, wahai Abu Abdillah?” Beliau menjawab, “Belum pernah saya mengetahui ada orang-orang seperti mereka ini dan saya belum pernah mendengar tentang ilmu hakikat seperti ucapan lelaki itu (al-Harith) dan meskipun saya  terangkan keadaan mereka ini, saya tetap tidak memandang perlunya kamu bergaul dengan mereka.” Lalu ia berdiri dan keluar.” (Tarikh Baghdad 8/214-215)

Beliau (al-Imam Ahmad) juga berkata, “Jangan engkau tertipu dengan khusyu’ dan lembutnya! Jangan tertipu dengan tunduknya kepala dia! Kerana dia adalah orang yang jelek. (Maksudnya al-Harith tersebut). Jangan ajak bicara dia, Tidak ada kehormatan baginya. Apakah setiap orang yang menyampaikan hadits Rasulullah ﷺ kamu bermajlis dengannya. Padahal dia Ahlul Bid’ah (sesat).. Tidak. Jangan. Tidak ada kehormatan padanya. Kita tidak menutup mata. (dari kesesatannya).” (Thabaqat Hanabilah 3225, Al-Maqshadul Arsyad 714)

📂 Faedah dari Kitab:

لم الدر المنثور من القول المأثور في الاعتقاد و السنة

Karya Syaikh Jamal Farayhan al-Harithi. Terjemahannya telah dimuroja’ah oleh al-Ustadz Muhammad as-Sewed.

📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf