Ringkasan Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa (Bahagian 2)
Larangan Membuat Gambar
Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah melarang ada gambar di dalam (Ka’bah/Rumah), dan melarang untuk membuat gambar.” (HR Tirmidzi, dihasankan oleh al-Imam Muqbil)
Dari Jabir, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi melarang adanya gambar di dalam rumah, dan melarang seseorang menggambar. Nabi memerintahkan Umar bin al-Khattab pada hari-hari penaklukkan Makkah ketika ia di al-Bath-ha’ untuk mendatangi Ka’bah dan menghapuskan semua gambar yang ada di Ka’bah, Rasulullah tidak memasuki Ka’bah sampai semua gambar telah dihapus.” (HR Ahmad)
✅ Al-Imam Muqbil menjelaskan, “Kalian dapati pada dalil-dalil ini tentang keumuman pengharaman gambar, sama saja apakah berupa patung atau tidak, dengan sabda baginda, “Dihapus setiap gambar”. Kerana menghapus itu tidak boleh (dilakukan) pada patung, melainkan dengan cara dihancurkan.”
Dari Jabir, ia berkata, “Dahulu di dalam Ka’bah terdapat gambar-gambar, Nabi memerintahkan Umar bin al-Khattab untuk menghapuskannya, lalu ia membasahi pakaian dan menghapuskan dengannya (*), kemudian Rasulullah masuk ke dalam Ka’bah ketika tidak ada gambar satu pon.” (HR Ahmad)
* Pada lafaz “lalu ia membasahi pakaian dan menghapusnya”, terdapat dalil haramnya semua gambar bernyawa, berbentuk fotografi atau selainnya.
📂 (Faedah dari Kitab Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Al-Imam al-Muhaddits asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, terjemahan Pustaka Al-Haura’)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚