Dalam bidang hadis, sering disebutkan tentang definisi dari shahabat Rasulullah `. Mereka adalah setiap orang yang bertemu dengan Nabi `, beriman kepada beliau dan mati diatas keimanan tersebut, walaupun di sebagian kehidupannya pernah terjatuh dalam riddah kemudian kembali kepada Islam. Demikian definisi yang sesuai dengan pendapat yang paling benar. Mereka tetaplah lebih utama dari generasi setelah mereka, dikarenakan termasuk dalam keumuman pujian Allah dan Rasul-Nya atas mereka. radhiyallah anhum ajmain
Figur kita kali ini adalah salah satu dari figur seorang shahabat, yang pernah terjatuh dalam kemurtadan kemudian kembali ke pangkuan Islam dan menjadi baik keislamannya. Ia bernama Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal bin Nadhlah bin Al Asytar bin Hajwaan bin Faq’as Al Asady Al Faq’asii. Seorang penunggang kuda yang lihai dan terkenal dengan keberaniannya. Kisah keislamannya di mulai sejak tahun kesembilan hijriyyah, setelah peristiwa fathul Makkah. Saat itu masyarakat arab berbondong-bondong menyatakan keislaman mereka, termasuk Bani Al Asady, sebuah kabilah besar yang bermukim di antara Nejed dan Furrath. Mereka mengutus sekelompok orang sebagai wakil mereka kepada Rasulullah `. Orang-orang yang diutus tersebut di antaranya bernama Hadhrami bin ’Aamir, Dharar bin AL Azwar, Waabishah bin Ma’bad, Qatadah bin Qaif, Salamah bin Hubais dan Thulaihah bin Khuwailid. Merekapun menyatakan keislaman mereka dihadapan Rasulullah `.
Saat meninggalnya Rasulullah ` di tahun 11hijriyyah, banyak kabilah arab yang menyatakan murtad dan tidak mau tunduk terhadap aturan yang dahulu pernah di tetapkan Rasulullah `. Kesempatan inipun kemudian di pakai oleh Thulaihah Al Asadi untuk menyatakan dirinya secara terang-terangan sebagai Nabi di daerah Nejed. Sebenarnya pengakuan Nabi tersebut telah ia ikrarkan sekian waktu sebelum Rasulullah ` meninggal dunia. Rasul ` pun mengutus Dhirar bin Al Azwar sebagai pemimpin kabilah untuk mempersempit dan memberangus sang Nabi palsu tersebut, namun tidak tercapai hingga saat kematian Rasulullah `, Thulaihah merasa mendapat angin dengan pengakuannya ini. Iapun disambut oleh masyarakatnya dan menjadi begitu kuat posisinya, terlebih lagi Di zaman Jahiliyyah, Thulaihah Al asadi terkenal sebagai seorang dukun terkemuka. Banyak didatangi dan dimintai nasehat. Profesinya ini telah mengangkat figur dan ketokohan Thulaihah di tengah masyarakat pada saat itu. Maklum, saat itu masyarakat Jahiliyyah senang dengan ramalan-ramalan dukun dan tukang sihir. Sehingga posisi Thulaihah begitu kuat di mata masyarakatnya.
Langkah-langkah strategis dalam mengokohkan pengakuannya pun dilakukan, seperti membuat aturan-aturan yang menyelisihi aturan Rasulullah ` seperti menolak membayar kewajiban zakat yang diminta oleh utusan Abu Bakar Ash Shidiq, sebagai khalifah pengganti Rasulullah `. Ia pun disambut oleh beberapa kabilah besar seperti kabilah Bani Asad, Ghathafan, dan Bani Thayyi dan sebagian kabilah-kabilah di sekitar Madinah. Dalam perjalanannya mengaku sebagai nabi, Iapun pernah membunuh dua orang shahabat Nabi yang shalih yaitu Ukasyah bin Mihshan Al Asadi dan Tsabit bin Arqam.
Maka Abu Bakar Ash Shiddiq pun murka terhadap Thulaihah yang terang-terangan mengaku Nabi dan merongrong Islam serta pemeluknya. Beliaupun mengutus sepasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid untuk menumpas Thulaihah dan pengikutnya. Saat itu mayoritas pasukan kaum muslimin yang dipimpin Usamah bin Zaid sedang dalam perjalanan memerangi pasukan Romawi. Oleh karena itu, secara kuantitas pasukan kaum muslimin jauh lebih kecil jumlahnya dibanding pasukan Thulaihah.
Akan tetapi dengan pertolongan Allah pasukan Islam dapat memukul mundur dan memporak porandakan barisan Nabi palsu tersebut dan menyebabkan Thulaihah melarikan diri dan terasing di Negeri Syam. Kemenangan atas pasukan nabi palsu ini tentunya mengangkat wibawa muslimin di jazirah Arab. Kabilah-kabilah yang sudah berniat untuk murtad pun akhirnya mengurungkan niat dan tetap memilih tunduk terhadap Islam.
Taubat yang Merubah Kehidupan
Dahulu ia di laknat kemudian dimuliakan, itulah gambaran yang mungkin muncul tentang beliau. Di laknat sebab pengakuan kenabian yang dilakukannya, dimuliakan karena meninggal dalam keadaan syahid , membela Agama Allah azza wajalla.
Setelah melarikan diri ke Syam, Thulaihah akhirnya sadar dan bertobat kepada Allah. Iapun menunaikan haji ke Baitullah di akhir masa kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq. Tobat beliau inipun beliau realisasikan dengan sungguh-sungguh. Kalau dahulu ia begitu gigih dalam menguatkan dan membela pengakuannya, maka setelah bertobat iapun gigih berjuang membela dan meninggikan agama Allah. Pada perang Qadisiyyah beliau menjadi salah seorang singa-singa Allah. Ia berhasil memporak porandakan markas musuh dan bahkan membunuh dua komandan musuh dan menawan salah satu pemimpin mereka. beliau juga mengikuti perang Nahawand, saat itu beliau menjadi tilik sandi bagi kaum muslimin dan mampu memberikan hasil akurat tentang keadaan musuh.
Disebutkan bahwa beliau meninggal sebagai syahid di akhir-akhir pertempuran Nahawand di tahun 21 hijriyyah. Radhiyallah anhu