Tashfiyah
Tashfiyah

mengenal rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

7 tahun yang lalu
baca 4 menit
Mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dalam bahasa arab Rasul artinya adalah utusan. Sebagai utusan, pastilah seorang Rasul dipercaya oleh pengutusnya untuk menyampaikan berita penting. Oleh sebab itulah Allah menyebut malaikat Jibril sebagai Rasul. Sebagaimana dalam firman-Nya:

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ

“ Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril).” [Q.S. At Takwir:19].
Ketika utusan tersebut adalah utusan Allah Ta’ala untuk menyampaikan berita kepada segenap manusia, tentulah ia seorang yang terbaik dan terpilih. Bagaimana tidak, Allah sebagai pencipta manusia tentu paling mengetahui siapakah manusia terbaik dalam mengemban tugas-Nya ini. Utusan itulah yang menyampaikan segala sesuatu dari Allah, berupa perintah dan larangan-Nya, kabar dan berita yang ghaib serta yang lainnya.
Para Rasul merupakan orang yang terbaik pada suatu umat, sebagaimana hal ini telah dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, salah seorang shahabat yang mulia,”sesungguhnya Allah Ta’ala melihat qalbu-qalbu hamba, maka Allah melihat qalbu Muhammad merupakan qalbu yang terbaik dari hamba- hamba-Nya, Maka Allah memilih beliau untuk diri-Nya, lalu Allah mengutus beliau dengan risalah-Nya.”
Apabila seseorang bersaksi dengan dua kalimat syahadat maka secara hukum Islam, ia telah sah menjadi seorang muslim. Namun yang perlu diingat, bahwa persaksian itu membutuhkan ilmu. Sebagai permisalan dalam suatu persidangan seseorang bersaksi bahwa si fulan telah mencuri. Seandainya ia ditanya seperti apa fulan tersebut, dan ternyata ia tidak tahu, namun sekedar menduga bahwa orang yang dilihatnya adalah fulan, maka batallah persaksiannya. Persaksiannya ini tidak berdasarkan ilmu tetapi sekedar prasangka yang lemah yang tidak teranggap. Demikian pula, seseorang yang bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, ternyata ia tidak mengilmui tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia bersaksi dengan sesuatu yang tidak ia ketahui. Sungguh, sangatlah mengkhawatirkan agama orang yang semacam ini.
Masih ingatkah pembaca tentang tiga pertanyaan yang akan dipertanyakan kepada penghuni kubur. Tiga pertanyaan itu adalah siapakah Rabbmu, siapa nabimu dan apa agamamu. Sesungguhnya masing-masing manusia akan menjawab sesuai dengan kadar keilmuan dan keimanannya. Adapun orang yang celaka maka ia akan menjawab, “Hah…hah…aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakannya maka akupun mengatakannya.”
Maka sebelum maut menjemput, pemutus seluruh kesempatan untuk beramal shalih, hendaknya kita mengetahui siapakah Nabi kita.
Seseorang akan dapat mengenal Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan beberapa cara:

1.Dengan ayat kauniyah.
Ayat kauniyah di sini adalah mukjizat beliau yang bisa langsung disaksikan oleh mata. Mukjizat adalah keluar kebiasaan yang Allah berikan khusus bagi para Nabi utusan Allah. Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat banyak. Salah satunya adalah terbelahnya bulan. Suatu ketika orang-orang musyrik Quraisy ingin untuk melihat tanda kenabian beliau yang membuat mereka percaya pada kerasulan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, berdoalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan izin Allah terbelahlah bulan. Abdullah bin Mas’ud z mengisahkan bahwa, “Bulan terbelah pada zaman Rasulullah, maka orang Quraisy mengatakan, ‘Ini adalah kejelekan Ibnu Abi Kabsyah.’” Mereka memaksudkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka meragukan kejadian ini. Apakah benar-benar terjadi atau sekedar sihir. Maka, untuk memastikannya mereka bertanya kepada orang-orang yang datang dari bepergian jauh, apakah mereka juga melihat kejadian itu? Abdullah bin Mas’ud mengatakan, mereka orang-orang Quraisy berkata, “Lihatlah berita yang dibawa oleh orang–orang yang safar (bepergian), karena Muhammad tidak akan mungkin dapat menyihir seluruh manusia.” Dan ternyata orang-orang yang datang dari safar tersebut mereka menyaksikan kejadian bulan terbelah tersebut. Selengkapnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari.

2.Dengan ayat Syar’iyah.
Ayat syar’iyah yang dimaksud adalah Al Qur’an. Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang menunjukkan bahwa beliau adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita tidak mungkin lagi untuk mengetahui mukjizat yang dapat langsung disaksikan karena telah lewat masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun kita masih bisa mengenal kenabian beliau dengan mukjizat terbesar ini. AlQuran yang merupakan firman Allah Subhanahu wa ta’ala. Sungguh Al Quran berisi ilmu terdahulu dan yang akan datang. Al Quran adalah obat bagi hati yang telah mati. Kita dapat mengenal kebenaran kerasulan beliau dengan apa yang beliau bawa.

3.Dengan akal yang sehat.
Dengan akal sehat kita mengetahui bahwa seseorang yang mengaku Rasul antara dua keadaaan:
yang pertama : ia adalah sebaik-baik manusia dan yang paling jujur ucapannya.
yang kedua : ia adalah manusia paling pendusta.
lalu dimanakah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari dua keadaan ini? cukuplah kesaksian dari kaum beliau yang menilainya. Sebelum beliau diutus sebagai Rasul, kaum beliau mengelari beliau Al Amin (yang terpercaya). Hanya orang yang sombong, yang tidak mau tunduk terhadap kebenaran sajalah yang menolak dan memerangi dakwah beliau.
Demikianlah beberapa cara mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu saja tatkala kita mengenal kerasulan beliau dan mengimaninya kita dituntut untuk mentaati beliau, sebab ketaatan adalah konsekuensi dari keimanan terhadap kerasulan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba Nya yang taat. Wa billahi taufik. [Ustadz Hammam].