Tashfiyah
Tashfiyah

madinah al-munawwarah

6 tahun yang lalu
baca 2 menit

Al-Madinah Al-Munawarah (kota yang disinari) merupakan kota Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kota ini merupakan kota pertama yang mendukung dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencintai kota ini.

Kota yang dahulu lebih dikenal ulama dengan sebutan “Al-Madinah An-Nabawiyah” namun sekarang lebih masyhur dengan sebutan “Al-Madinah Al-Munawwarah” ini terletak di barat laut Kerajaan Arab Saudi, berjarak 250 km dari timur Laut Merah dan berada pada ketinggian 620 m dari permukaan laut. Di sisi baratnya ada beberapa gunung berapi. Kota ini merupakan oase yang dikelilingi gunung dan bebatuan dari segala sisi. Luas kotanya 50 km2.

Kota Madinah beriklim panas. Allah berkehendak iklimnya dipengaruhi oleh Laut Mediterania di utara, dan cuaca musiman di selatan. Temperatur berkisar antara 360-450 Celcius selama musim panas, dan 150-200 Celcius selama musim dingin. Ada hujan kecil yang biasanya turun pada bulan Januari dan November.

Sebelum Hijrah, Madinah adalah kumpulan berbagai kelompok dan suku yang tidak memiliki ikatan apapun. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau menyatukan mereka. Beliau mempersatukan suku Aus dan Khazraj dan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melepaskan untanya. Tempat dimana untanya itu menderum, maka di situlah beliau mulai membangun masjid yang tepat berada di tanah Sahl dan Suhail, kakak beradik yang yatim. Tanah ini dibeli oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seharga 10 dinar, dengan uang dari Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu. Kemudian Beliau membangun masjid yang kelak menjadi pusat pemerintahan Islam dan pusat komando militer. Sejak saat itulah, masjid Nabawi menjadi simbol dan pusat kota Madinah.

Di Madinah juga terdapat Masjid Qiblatain (Masjid Dua Kiblat). Disebutkan oleh para ulama bahwa nama aslinya adalah Masjid Bani Salimah. Disebut Dua Kiblat, karena suatu saat, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat zhuhur di masjid ini, beliau mendapat wahyu untuk merubah arah shalat beliau yang sebelumnya menghadap Baitul Maqdis di Palestina ke arah Ka’bah di Mekah. Kita masih bisa melihat arah kiblat yang lama dan baru di masjid ini. Allahu a’lam.

Sumber Tulisan:
Madinah Al-Munawwarah