Siapa sih yang tak kenal lebah? Makhluk kecil ini sejatinya memiliki rahasia yang luar biasa di balik lemahnya fisiknya. Mari simak penuturan Ibnul Qayyim mengenai lebah dalam salah satu kitabnya.
Apabila kita memperhatikan perintah Allah untuk berfikir tentang suatu hal di dalam Al-Qur`an, kita akan mengenal Allah, ke-Esaan-Nya, sifat-sifat kesempurnaan, dan kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu, Allah menghasung hamba-Nya untuk merenungi tanda-tanda kebesaran-Nya.
Apabila kita perhatikan lebah dan segala yang ada padanya, terkandung padanya pelajaran dan tanda-tanda kebesaran Allah.
Rumah lebah yang berbentuk segi enam memiliki segi arsitektur yang sempurna. Di mana, bentuk ini membuat rumah lebah menjadi kuat. Seandainya kita gabungkan sarang satu dengan yang lainnya, tidak akan ada rongga atau celah di sana. Rumah ini mereka bangun tanpa alat ukur atau alat khusus yang lain.
Inilah kekuasaan Allah, Allah ilhamkan kepada lebah, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 0 إِنَّكَوَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
”Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pepohonan, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia,*. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” ( Q.S. An-Nahl:68-69 ).
Yang mengagumkan pula, mereka memiliki satu ratu yang ditaati. Sang Ratu tersebut mengurusi segala urusan lebah. Kepergian, kedatangan, pekerjaan, dan pengaturan berada di tangan sang lebah ratu tersebut. Para lebah mendengar dan mentaati ratu mereka. Hingga dalam masalah kembali ke sarang, berhenti di pintu, dan mengantri. Tidak ada seekor pun yang mendesak atau mendahului yang lain.
Yang lebih menakjubkan, ketika ada dua ratu keduanya tidak akan berkumpul dalam satu sarang. Dua ratu ini tidak akan sama-sama memberikan perintah pada satu komunitas lebah. Ketika bertemu dua komunitas dan dua ratu, mereka membunuh salah satunya dan sepakat di bawah pengaturan satu ratu tanpa ada peperangan di antara dua komunitas tersebut. Mereka bersatu untuk mengangkat satu pemimpin.
Jika kita perhatikan aktivitas, keteraturan, persatuan, serta terpusatnya urusan lebah ini, kita akan benar-benar kagum. Di lain pihak, kita akan mengerti bahwa pekerjaan yang sangat rapi ini sebenarnya semua di luar kemampuan mereka sendiri. Kita tahu bahwa lebah ini termasuk makhluk Allah yang sangat lemah dan sangat tidak mengerti terhadap diri dan keadaannya sendiri. Lebah tidak memiliki kekuatan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri terlebih untuk melakukan hal-hal yang mengagumkan ini. Maka, jelaslah bagi orang yang berfikir bahwa karya kolosal ini pastilah berasal dari Rabb Yang Maha Mampu, Rabb Yang di Tangan-Nya seluruh kepengurusan langit dan bumi, Rabb Yang bertasbih kepada-Nya seluruh makhluk di langit dan di bumi. Alhamdulillahirabbil’alamiin.(disarikan dari kitab Miftah Dar As-Sa’adah karya Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah).(Ustadz Farhan)