Tashfiyah
Tashfiyah

hindari hal ini dalam rumah tangga bagian 2

8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Hindari Hal Ini Dalam Rumah Tangga bagian 2

Kehidupan manusia pastilah tidak mungkin sempurna. Pun demikian keadaannya saat mengayuh biduk bahtera keluarga. Pasti ada cacat dan kurangnya. Pada kesempatan yang lalu telah kami sebutkan hal-hal yang harus dihindari oleh seorang istri. Edisi ini, kami mengajak pembaca menelusuri sisi sang suami dalam menghindari ‘lubang’ yang mengganggu harmonisnya kehidupan rumah tangga.

Sebagaimana istri, suami pun bukanlah seorang yang sempurna sehingga bisa senantiasa melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu. Kesalahan, ketergelinciran biasa mewarnai langkahnya dalam menjalankan tugas sebagai kepala keluarga. Berikut yang termasuk ketergelinciran suami.

Mengabaikan Pendidikan Agama Bagi Keluarga

Pembaca, suami adalah pemimpin bagi keluarganya. Di antara tugas utamanya ialah menjaga mereka dari berbagai bahaya baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Bahkan lebih keselamatan di negeri akhirat ini lebih penting lagi, karena itulah kehidupan yang kekal abadi. Allah subhanahu wata’ala pun telah menyebutkan tugas mulia ini dalam Tanzil-Nya, “Hai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di sana ada malaikat yang keras dan kaku yang tidak akan menyelisihi apa yang Allah perintahkan. Dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.” [Q.S. At-Tahrim: 6]

Inilah perintah Allah terhadap para pemimpin keluarga. Yakni menjaga diri dan keluarganya dari panasnya api neraka. Bagaimana caranya? Tidak lain adalah membekali mereka dengan ilmu agama yang benar. Mengajari serta mengajak mereka untuk mengamalkannya.

Namun yang kita lihat pada banyak kenyataan yang terjadi, justru sebaliknya. Sangat banyak kita jumpai seorang istri yang sangat minim pengetahuan agamanya. Tidak pandai dalam menjalankan ibadah kepada Rabb-Nya. Tidak tahu cara bermuamalah yang benar terhadap suami, anak, keluarga serta lingkungannya. Bahkan perkara akidah pun banyak yang belum memahaminya.

Dengan kondisi seperti ini, suami mereka tidak berusaha untuk membimbing ataupun meminta orang lain untuk mengajari ketidaktahuan itu. Lebih parah lagi, para suami seakan tidak peduli lagi dengan keadaan istri yang demikian. Bisa jadi karena terlalu ‘sayang’ terhadap istri atau karena keadaan dirinya pun sama dengan istri, tidak tahu masalah agama. Akhirnya, keluarga mereka berjalan tanpa pedoman yang benar. Padahal dengan pedoman itulah satu-satunya cara agar mereka selamat dan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Pembaca, kesalahan ini tentu sangat fatal akibatnya. Karena itu, ini pelajaran bagi para suami supaya mereka benar-benar memerhatikan pendidikan agama bagi istri mereka. Kalaupun keadaan mereka tidak memungkinkan untuk melakukannya dikarenakan kurangnya waktu atau ilmu yang dimiliki, maka suami bisa mengajak istrinya untuk menghadiri majelis ilmu, mendengarkan ceramah, membaca buku-buku agama. Dan masih banyak cara yang lain. Alhamdulillah di zaman kita ini banyak sekali kemudahan dalam menuntut ilmu. Sehingga hal itu bisa kita manfaatkan untuk diri dan keluarga kita.

Karena baiknya keadaan istri tentu akan memberikan banyak manfaat bagi keluarga. Suami mendapatkan kebahagiaan dikarenakan pergaulan istri yang baik. Demikian pula anak-anak mereka tentu akan mendapatkan pengajaran yang baik dari seorang ibu yang salehah. Allahul muwaffiq.

[Ustadzah Ummu Umar]