Adab & Akhlak

Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

mengetahui hak suami

setahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bahaya penyakit 'ain dan cara pencegahannya

KETIKA PANDANGAN MATA BERHASIL MENYAKITI Apabila rasa hasad telah melambung tinggi, namun pemiliknya tak mampu melampiaskannya lewat lisan dan fisik, maka dia akan memendam bara api kedengkiannya dalam jiwa. Dia hanya mampu memandang musuhnya dengan pandangan hasad yang meledak-ledak, ketika itulah penyakit 'ain beraksi untuk menyakiti orang yang didengki bak virus yang berbahaya. Bila orang yang didengki tidak memiliki perisai jiwa dan ruh berupa dzikrullah, maka dia akan jatuh sakit dengan sebab pandangan tersebut. Bahkan yang lebih mengerikan kedengkian tersebut bisa memberikan efek negatif pada yang dihasadi tanpa melalui kontak mata, hanya dengan . membayangkan kejelekan untuk musuhnya. Al Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata: ونفس العائن لا يتوقف تأثيرها على الرؤية ، بل قد يكون أعمى فيوصف له الشيء فتؤثر نفسه فيه وإن لم يره ، وكثير من العائنين يؤثر في المعين بالوصف من غير رؤية “ ’Ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu, lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat." [Zaadul Ma'ad 4/153] Maka hendaknya kita membentengi diri dengan benteng terkokoh untuk membendung serangan musuh yang nampak dan tidak nampak yaitu dzikrullah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  meminta perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu ’anhuma kepada Allah ta’ala dari penyakit ‘ain, sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata, كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة “Nabi صلى الله عليه وسلم  pernah meminta perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain (kepada Allah ta’ala) dan beliau berkata (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam) meminta perlindungan untuk Ismail dan Ishaq dengan membaca: أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ “U’idzukuma bi kalimaatillaahit taammaati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin.” Aku meminta perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang maha sempurna dari setan, binatang berbisa dan mata yang dengki .” [HR. Al-Bukhari no 3371] http://bit.ly/uimusy --------------------- Menjaga Anak-Anak Dari Mara Bahaya Dan Penyakit Ain Pertanyaan Bagaimana cara kita menjaga anak-anak dari penyakit ain? Jawaban Dengan doa, anda bisa membacakan kepada anak-anak doa أعيذك بكلمات الله التامات من شر ما خلق U’iidzuka bikalimaatillaah at-Taammaati min syarri maa kholaq Artinya : “Aku memohonkan perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan yang telah Dia ciptakan” Doa ini dibaca tiga kali ketika akan tidur atau pada siang hari atau kapan saja. Berdoa memohonkan perlindungan untuknya kepada Allah. Dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam memohonkan perlindungan untuk al-Hasan dan al-Husain dengan mengatakan أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ Artinya, “Aku memohonkan perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, hewan melata, dan (penyakit ain) yang ditimbulkan mata jahat.” Demikianlah, anda mengucapkan kepada seorang anak أعيذك Artinya: “Aku melindungimu” Jika anak-anak jumlahnya banyak, maka anda mengucapkan أعيذكم Artinya: “Aku melindungi kalian” Narasumber: Syaikh Abdul Aziz bin Baz رحمه الله Rujukan: Al-Mauqi'ur Rosmii lisamahatis Syaikh bin Baz رحمه الله Sumber: https://salafytemanggung.com/menjaga-anak-anak-dari-mara-bahaya-dan-penyakit-ain/ -------------- TERKADANG ANAK KECIL MENANGIS KARENA 'AIN Aisyah radhiyallahu anha berkisah,  "Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara tangisan seorang anak kecil. Maka beliau bersabda, مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِى فَهَلاَّ اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنَ الْعَيْنِ “Kenapa anak kecil kalian ini menangis terus? Tidakkah kalian merukyahnya agar dia sembuh dari penyakit 'ain.” HR. Ahmad dan Syaikh al-Albani rahimahullah menshahihkannya dalam ash-Shahihah 1408 https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------- BERBAHAYANYA PENYAKIT 'AIN  Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin Rahimahullah berkata: قد يُصاب الإنسان المتدين بالعين ويضيق صدره بالعبادة، أو يصاب بالعين فينسى ما حفظ، أو يصاب بالعين فيعجز أن يحفظ. فالعين -نسأل الله العافية- قال فيها الرسول عليه الصلاة والسلام : "لو سبق القَدر شيء لسبقته العين". صحيح، رواه مسلم ٢١٨٨ "Terkadang seseorang yang saleh ditimpa penyakit 'ain, sehingga mengakibatkan dadanya menjadi sesak ketika beribadah, atau ditimpa penyakit 'ain sehingga lupa semua hafalannya, atau ditimpa penyakit 'ain sehingga ia lemah dalam menghafal. Penyakit 'ain (Kami meminta keselamatan kepada Allah) sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: "Kalau saja ada sesuatu mendahului takdir, niscaya akan didahului oleh 'ain." (Sahih, HR. Muslim no. 2188) || t.me/hikmahsalafiyah 📚 Liqaat al-Bab al-Maftuh 20/61 ------------------ DOA RUQYAH DARI 'AIN, HASAD DAN PENYAKIT  امْحُ البأسَ ربَّ الناسِ، بيدِك الشفاءُ، لا يكشفُ الكربَ إلا أنتَ "Hilangkanlah penyakit ini wahai rabb manusia, di tangan-Mu lah kesembuhan dan tidak ada yang mampu menyingkap kesulitan kecuali Engkau."  📚 (Syaikh Al Albani dalam As-Silsilatus Shahihah 1526).  t.me/salafy_cirebon ----------------- BERLINDUNG TERHADAP PENYAKIT AL-'AIN DENGAN MENDOAKAN KEBERKAHAN Berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: إذا رأى أحدكم من نفسه أو ماله أو من أخيه ما يعجبه فليدع له بالبركه فإن العين حقّ. Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada dirinya, hartanya, atau saudaranya, hendaklah dia mendoakan keberkahan baginya, karena sesungguhnya Al 'Ain (musibah atau penyakit yang ditimbulkan oleh pandangan mata takjub, terkadang disertai hasad) itu benar adanya. 📚 Disahihkan oleh Al Albaaniy dalam shohih Al Jaamiy, 556 https://t.me/salafy_sorowako ------------------------ PENYAKIT 'AIN TIDAK SELALU DISEBABKAN SIFAT HASAD Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah, وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ "Penyakit 'ain bisa terjadi bersama rasa kagum meski tanpa adanya sifat dengki (hasad), sehingga bisa saja bersumber dari orang yang mencintainya bahkan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja)".  📚 Fathul Bari, 10/205. || t.me/hikmahsalafiyah ----------------- JANGAN BURU-BURU MENYIMPULKAN APA YANG MENIMPAMU Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata: كثر في هذه الآونة الأخيرة أوهام الناس وتخيلاتٌ بأن ما يصيبهم فهو: ( عينٌ ) أو ( سحرٌ ) أو ( جنٌ ) . حتى لو يصاب بعضهم بالزكام قال: إنه ( عين ) أو ( سحر ) ! وهذا غلط. أعرض أيها المسلم عن هذا كله، وتوكل على الله واعتمد عليه، ولا توسوس به حتى يعرض عنك ؛ لأن الإنسان متى جعل على باله شيئاً شغل به، وإذا تغافل عنه وتركه لم يصب بأذى. “Saat ini banyak orang membayangkan dan berkhayal bahwa apa yang menimpa mereka itu adalah Ain (sakit karena pandangan mata dengki/ta’jub), sihir, atau perbuatan jin.   Bahkan seandainya ada dari mereka tertimpa sakit flu, niscaya dengan mudah dia katakan: “Sungguh ini adalah ‘ain atau sihir”. Tentunya ini angapan yang salah. Wahai muslim berpalinglah dari seluruh anggapan ini, bertawakkallah kepada Allah, bergantunglah kepada-Nya, Jangan merasa was-was dengan hal ini sehingga menyita perhatianmu. Sebab ketika  seseorang membayangkan suatu hal di benaknya, niscaya dia tersibukkan karenanya. Namun bila dia melalaikannya dan meninggalkannya, niscaya dia tidak terganggu.” 📚Fatawa Nurun ‘Ala ad Darb kaset nomer 366 Musawiul Akhlaq Sumber @Salafy_Ponorogo ------------------- APA YANG DISYARIATKAN AGAR BISA TERJAGA DARI PENYAKIT AIN? Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah Pertanyaan : Jika ada sesuatu yang ditakuti seseorang dari penyakit ain, apakah ada sesuatu dari Al-Kitab dan as-Sunnah yang bisa mencegah penyakit ‘ain? Jawaban : Naam, jika engkau takut dari penyakit ‘ain, hendaknya engkau membaca :  بارك الله فيه Baarakallahu fiihi (semoga Allah memberkahinya) Atau membaca :  ما شاء الله، لا قوة إلا بالله “Maasyaa Allah laa quwwata illaa billaah.” (sesuai kehendak Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) Dibacakan terhadap rumah, makanan, atau anak atau selainnya (yang dikawatirkan akan kena ‘ain) Membaca  : ما شاء الله، لا قوة إلا بالله، بارك الله فيه، اللهم بارك فيه “Maa sya Allah laa quwwata illa billah. Baarakallahu fiihi Allahumma baarik fiihi.” Sambil diiringi dengan keyakinan kepada Allah, bersandar kepadaNya. Sesungguhnya tidak akan menimpa dirimu kecuali yang telah Dia takdirkan untukmu. 📑 Fatawa Ad-Duruus || t.me/ahlussunnahposo ---------------  DOA PERLINDUNGAN UNTUK ANAK KECIL Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma mengatakan, كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ يَقُولُ: “Nabi shallallahu alaihi wa sallam membacakan doa memohon perlindungan terhadap al-Hasan dan al-Husain (keduanya adalah cucu beliau). Beliau membacakan, أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ U'IIDZUKUMAA BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN “Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap kejahatan setan dan binatang yang mengganggu, dan dari setiap mata yang hasad (dengki).” Kemudian, beliau bersabda, هَكَذَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يُعَوِّذُ إِسْحَاقَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ “Demikianlah (dahulu) ayah kalian, Nabi Ibrahim, juga membacakan doa memohon perlindungan untuk putra beliau, Ismail dan Ishaq alaihimussalam.” (HR. at-Tirmidzi no. 2060. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi no. 2060) ✍🏻 Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa ketika seseorang mengamalkan hadits di atas, dia boleh mengganti dhamir (kata ganti) untuk menyesuaikan. (Lihat Nur ‘Ala ad-Darb: Kaifiyyah Wiqayah ath-Thifl Min al-‘Ain) Untuk memudahkan, bisa digunakan dhamir yang umum, yaitu  كُمْ (kalian), sehingga bacaannya menjadi, أُعِيذُكُمْ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ U‘IIDZUKUM BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN https://asysyariah.com/amalan-yang-bermanfaat-pada-masa-wabah-2/ -----------------  BUKAN BERARTI KAMU GANTENG Berkata al 'Allaamah Ibnu Utsaimin rahimahullah : Jika engkau ditimpa penyakit 'ain bukan berarti engkau ganteng atau kaya, tapi karena engkau kurang dalam mengingat ALLAH  ta'aala Sumber : Al fawaid al 'adzimah lil adzkar https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------------------- BUTUHNYA KITA TERHADAP PENJAGAAN ALLAH Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu Ta'ala berkata: (Surah Al Falaq dan Surah An Nas) Tak seorangpun kecuali senantiasa butuh terhadap kedua surah ini. Keduanya memiliki pengaruh khusus dalam menangkal sihir, 'ain, dan berbagai kejelekan. Juga, butuhnya seseorang berlindung kepada Allah melalui dua surah ini lebih besar dibandingkan butuhnya dia terhadap nafas, makan, minum dan pakaian. 📚 Badaai'ul Fawaaid, 199/2 https://t.me/salafymakassar --------------------------- OBAT SIHIR DAN 'AIN Al-'Allâmah Asy-Syaikh 'Abdul 'Azîz bin Bâz rahimahullâh berkata, "Bagi seseorang yang terkena sihir atau 'ain atau penyakit: Hendaknya engkau sering membaca Al-Qur-ân, mohonlah Rabb-mu ﷻ berupa kesembuhan dan kesehatan yang baik, dan mintalah tolong kepada-Nya di kala sujud di akhir malam dan di akhir (setiap) Shalât. Adapun mengunjungi peramal, pendeta, ahli nujum atau penyihir, semuanya adalah kejelekan, tetapi perlindungan Allâh-lah yang hendaknya dicari" Fatâwâ Nûr 'alâ Darb (3/314) t.me/pristinemethology/2343 http://t.me/jadilahsalafiysejati --------------------------------  BAHAYA PENYAKIT 'AIN Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺃﺫﻯ اﻟﻌﺎﺋﻦ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺅﻳﺔ ﻭاﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ ﺑﻞ ﺇﺫا ﻭﺻﻒ ﻟﻪ اﻟﺸﻲء اﻟﻐﺎﺋﺐ ﻋﻨﻪ ﻭﺻﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺫاﻩ . "Gangguan pelaku 'ain tidak hanya terhadap sesuatu yang terlihat dan disaksikan saja. Bahkan ketika digambarkan kepadanya sesuatu yang tidak terlihat, maka gangguan itupun bisa sampai kepadanya." Madarijus Salikin 1/404 https://t.me/KajianIslamTemanggung ---------------------------------- ORANG DEWASA BISA TERKENA PENYAKIT 'AIN Pertanyaan: Saya mau bertanya tentang penyakit ain. Apakah penyakit ain bisa mengenai orang dewasa juga? Sebab, yang saya tahu, penyakit itu akan mudah mengenai anak-anak. Jawaban: "Penyakit ain tidak hanya menimpa anak-anak. Dengan izin Allah, ia terkadang juga menimpa orang dewasa. Hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Suatu ketika Amir bin Rabi’ah melihat Sahl bin Hunaif sedang mandi. Kemudian dia berkata,  “Demi Allah, aku belum pernah melihat seperti hari ini, dan belum pernah melihat kulit (tubuh) yang tersembunyi.” Tiba-tiba Sahl terjatuh pingsan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendatangi Amir dan marah kepadanya, sembari berkata,  “Atas kesalahan apa salah seorang dari kalian tega membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak mengatakan ‘Allahumma barik alaihi?’ (ketika melihatnya)? Mandilah engkau untuknya!” Amir lalu mandi dengan mencuci wajah, telapak tangan, siku, kaki, jari-jemari kakinya, dan mencuci bagian tubuh yang tertutup kain sarungnya. Air bekas mandinya ditampung di bejana, kemudian disiramkan kepada Sahl. Sahl pun bisa pergi bersama manusia dalam keadaan biasa/sembuh. (HR. Ahmad 3/486 no. 15980) Kisah yang lain, suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat di rumahnya ada seorang budak perempuan yang wajahnya terkena ain.  Beliau bersabda, اسْتَرْقُوا لَهَا، فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ “Ruqyahlah dia karena sesungguhnya dia terkena ain.” (HR. al-Bukhari no. 5739 dan Muslim no 2197 dari Ummu Salamah radhiallahu anha) ☝🏻Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit, di antara doa yang dibacakan oleh Malaikat Jibril alaihis salam ialah, فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا، وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِبِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ “Bismillah (dengan nama Allah) aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari segala jiwa atau ain orang yang hasad. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Bismillah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim) Ini semua menunjukkan bahwa orang dewasa bisa menjadi korban penyakit ain. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjaga kita darinya. Wallahu a’lam bish-shawab." Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar hafizhahullah Sumber : asysyariah.com
setahun yang lalu
baca 11 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

kepentingan menjaga lisan

setahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

kegigihan wanita salaf

setahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

tentang menjaga rahasia

 .بسم الله الرحمن الرحيم TENTANG MENJAGA RAHASIA Di antara akhlak mulia yang semestinya selalu dipelihara oleh setiap muslim adalah menjaga rahasia orang lain. Agama islam sangat menekankan hal ini. Allah ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ ۚ  “Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janji-janji” ( al-Maidah:1). Tatkala seseorang berbicara dengan orang lain dan dia meminta untuk tidak dikabarkan kepada orang lain, maka merupakan sifat amanah untuk tidak disebarkan kepada siapapun. Bahkan ketika dia menoleh ke kanan dan ke kiri, itu sudah cukup sebagai isyarat bahwa dia tidak ingin diketahui oleh orang lain. Di dalam sebuah hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, – ” إذا حدث الرجل بالحديث ثم التفت فهي أمانة “ “Apabila seseorang mengajak berbicara orang lain dengan suatu pembicaraan kemudian dia menoleh, maka ini adalah amanah”( Abu Daud, no. 4868 dan at-Tirmidzi, no. 1959 dengan lafal Abu Daud dan dihasankan oleh syekh al-Albani di dalam ash-Shahihah, no. 1090). APA MAKNA MENOLEH? Maknanya adalah sebagaimana dijelaskan oleh ulama. Al-Imam al-Mubarakfuri berkata, (ثُمَّ الْتَفَتَ) أَيْ يَمِينًا وَشِمَالًا احْتِيَاطًا  ” Ucapan Nabi, ‘Kemudian dia menoleh.’ Maknanya adalah menoleh ke kanan dan ke kiri sebagai bentuk berjaga-jaga”( Tuhfah al-Ahwadzī, 6/79). Syekh Abdulmuhsin al-Abbad menerangkan, وهذه علامة تقوم مقام قوله: لا تفش هذا السر، أو اكتم هذا الكلام، فإن هذا فعل يقوم مقام القول؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر بأنه أمانة، فكونه التفت معناه: أنه يخشى أن يسمعه أحد، أو أنه لا يريد أن يسمعه أحد غير الذي يحدثه، فهذه علامة على أنه لا يريد إفشاءه، وعلى هذا فما كان من هذا القبيل فإنه أمانة عند هذا الذي حدث بهذا الحديث؛ لأن كونه يفعل هذا الفعل دليل على رغبته في عدم إفشائه، ومعلوم أن الشيء الذي وصف بأنه أمانة معناه أنه يحافظ عليه، ولا يعديه الإنسان الذي حُدث به إلى غيره. “Ini merupakan isyarat bahwa hal itu sama dengan dia mengatakan, ‘Jangan sebarkan rahasia ini, sembunyikan pembicaraan ini! Ini merupakan perbuatan yang sama hukumnya dengan ucapan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa hal itu merupakan amanah. Makna dari dia menoleh adalah dia khawatir didengar oleh siapapun atau dia tidak ingin didengar oleh siapapun kecuali yang sedang diajaknya berbicara. Maka ini adalah tanda bahwa dia tidak ingin disebarkan, atas dasar ini, maka jika dia melakukannya, maka ini adalah amanah di sisi orang yang diajak bicara dengan pembicaraan tersebut. Karena perbuatannya, merupakan bukti bahwa dia tidak ingin disebarkan. Dan merupakan perkara yang diketahui bahwa sesuatu yang telah disifati dengan amanah,maknanya adalah untuk dijaga dan tidak boleh seseorang melampaui batas terhadap yang disampaikan kepadanya dengan menyampaikan kepada orang lain” ( Syarh sunan Abī Dāūd, 554/3). APAKAH SEMUA PEMBICARAAN? Syekh Abdulmuhsin al-Abbad menerangkan, والمقصود بالحديث كما عرفنا: خبر من الأخبار أو شيء أفشاه إنسان لإنسان، وليس المقصود من ذلك شيء آخر مثل كونه يحدث بحديث أو يخبره بحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، فهذا ليس هو المقصود، وإنما المقصود حديث خاص، أو كلام خاص يجري بينه وبين من يحدثه “Yang dimaksud dengan pembicaraan di sini adalah sebagaimana yang telah kita ketahui kabar dari kabar-kabar atau sesuatu yang disembunyikan oleh seseorang kepada orang lain. Dan bukanlah yang dimaksud dari ini adalah sesuatu lain seperti pembicaraan tentang hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini bukanlah yang dimaksud. Hanyalah yang dimaksud adalah pembicaraan khusus atau pembicaraan yang terjadi antara dirinya dan orang yang dia sampaikan” ( Syarh sunan Abī Dāūd, 554/3). APAKAH CUKUP DENGAN MENOLEH? Ia menoleh sudah cukup menjadikannya sebagai amanah. Syekh Abdulmuhsin al-Abbad berkata, فإذا التفت فيكفي لأن يلتزم الذي حُدث بهذا الحديث أن يخفيه، وألا يفشيه، وإن لم يقل له: لا تفش هذا الخبر، أو اكتم هذا الخبر؛ لأن هذا فعل يقوم مقام القول، “Apabila seseorang menoleh, maka cukup untuk dipegang apa yang disampaikannya untuk disembunyikan dan tidak disebarkan walaupun dia tidak mengucapkan, ‘Jangan sebarkan kabar ini!’ atau ‘Sembunyikan kabar ini!’ karena ini merupakan perbuatan yang sama hukumnya dengan ucapan” ( Syarh sunan Abī Dāūd, 554/3). Subhanallah betapa agung syariat ini dan ajarannya begitu indah. Lantas bagaimana jika yang mengucapkan itu meminta secara khusus dengan ucapannya seperti ‘Jangan disebarkan,’ atau bahkan memintanya bersumpah! Tentu ini lebih layak untuk dijaga dan tidak disebarkan. Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita semua. JIKA DISEBARKAN Jika disebarkan maka sungguh, sipenyebar telah berkhianat dan melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahuinya”( Al-Anfal: 27). Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, آيَةُ المُنافِقِ ثَلاثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ Tanda orang munafik itu ada tiga: Apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat”( al-Bukhari, no. 6095 dan Muslim, no. 59). TELADAN SALAF DALAM MENJAGA RAHASIA Mari kita simak kejadian yang terjadi di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Tsabit dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, أَتَى عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا أَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ، قَالَ: فَسَلَّمَ عَلَيْنَا، فَبَعَثَنِي إِلَى حَاجَةٍ، فَأَبْطَأْتُ عَلَى أُمِّي، فَلَمَّا جِئْتُ قَالَتْ: مَا حَبَسَكَ؟ قُلْتُ بَعَثَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَاجَةٍ، قَالَتْ: مَا حَاجَتُهُ؟ قُلْتُ: إِنَّهَا سِرٌّ، قَالَتْ: لَا تُحَدِّثَنَّ بِسِرِّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدًا قَالَ أَنَسٌ: وَاللهِ لَوْ حَدَّثْتُ بِهِ أَحَدًا لَحَدَّثْتُكَ يَا ثَابِتُ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangiku dan aku sedang bermain dengan anak-anak kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami lalu beliau mengutusku pada suatu urusan sehingga aku terlambat menemui ibuku, tatkala aku pulang, ibuku berkata, ‘Apa yang membuat engkau terlambat?’ aku lalu menjawab, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memgutusku pada suatu urusan, ibuku kembali bertanya, ‘Urusan apa?’ Lalu aku menjawab, ‘Sesungguhnya ini rahasia.’ Ibuku lalu berkata, ‘Jangan engkau kabarkan kepada siapapun rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!‘ Anas pun melanjutkan pembicaraannya kepada Tsabit, ‘Demi Allah kalaulah aku boleh menyampaikannya kepada seseorang, tentu engkau adalah orang yang aku beritahu wahai Tsabit'” ( Muslim, no. 2. 482). Tsabit adalah murid dekat yang senantiasa menyertai Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu di banyak hari-harinya, bersamaan dengan itu karena itu adalah rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Anas betul-betul menjaganya dan tidak menceritakannya kepada siapapun. Demikianlah yang seharusnya dilakukan setiap mukmin, menjaga dengan baik rahasia saudaranya, bukan menyimpannya lalu menyebarkannya ke sana kemari di saat dibutuhkan sesuai dengan keinginannya, bahkan menjadikannya sebagai senjata. Layaknya musuh yang akan menjatuhkan lawannya dengan senjata tersebut. Sungguh ini menyelisihi petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Nas’alullaah as-Salaamah wal ‘aafiyah Demikian pembahasan yang sangat ringkas ini mudah-mudahan dapat menjadi sebab datangnya rahmat Allah untuk kita semua. Wallahua’lam bish-shawab Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar غفر الرحمن له. Ayo Gabung dan Bagikan: Kanal Telegram: https://t.me/alfudhail Situs Web: https://alfudhail.com
2 tahun yang lalu
baca 6 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

bapa setelah bapa

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

manfaat dari diam

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

Tag Terkait