Adab & Akhlak

Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin

syukuri temanmu

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kemudian beliau tertawa

Kemudian Beliau Tertawa Baiknya memang sering-sering membaca kisah kesabaran Nabi Muhammad ﷺ. . Ibarat tanaman, kisah-kisah itu adalah airnya. Sementara kita, bagai tanaman yang akan kering lalu mati tanpa air. Kesabaran dapat berkurang kualitasnya. Bisa tergerus lalu habis. Bisa menyusut dan surut. Maka, agar sabar tidak menurun, harus disuntik dengan kisah-kisah Nabi Muhammad ﷺ yang menakjubkan. Kisah tentang itu sangat banyak! Anas bin Malik ( Bukhari 3149 Muslim 1057 ) pernah menemani Nabi Muhammad ﷺ berjalan-jalan.  Saat itu, pakaian dari negeri Najran yang dikenakan. Bagian tepi kainnya kasar. Pakaian itu menutupi bagian atas tubuh Nabi Muhammad ﷺ. Dari arah belakang, seorang Arab badui menyusul. Seolah sengaja mengejar. Tanpa kata-kata, tiada kalimat pembuka, badui itu menarik keras pakaian Nabi Muhammad ﷺ. Kata Anas, " Saya perhatikan, bagian leher Nabi Muhammad sudah memerah lecet, terkena bagian tepi kain yang kasar. Saking kerasnya badui itu menarik " Tidak berhenti di situ. Seakan belum merasa cukup, badui itu berbicara tanpa kesopanan.  Bukannya memanggil dengan : wahai Rasulullah, atau wahai Nabiyullah, atau panggilan hormat lainnya, badui itu langsung menyebut nama , " He, Muhammad!' Apa yang dimaukan si badui? " He, Muhammad! Suruh orangmu untuk memberikan kepadaku harta milik Allah yang ada padamu! ", bentaknya. Kira-kira, jika hal itu terjadi pada kita, apa yang akan kita lakukan? Oh, bukankah malah sudah pernah terjadi, bahkan beberapa kali? Bayangkan! Ada orang tidak dikenal, melukai dan menyakiti, sikapnya kasar, bahasanya tanpa etika, lalu ia meminta harta secara paksa. Oh, tak perlu sampai separah itu. Ada yang berbicara kasar, marah langsung tak terkendali. Ada dendam yang sulit padam, karena pernah disakiti. Ingin membalas berlebih bila ada yang memaki. Mari belajar sabar dari Nabi Muhammad ﷺ  dari kisah di atas. Anas bin Malik melanjutkan kisahnya. Setelah si badui menarik keras pakaian Nabi, melukai, dan berkata kasar, Nabi Muhammad ﷺ justru : فَالْتَفَتَ إلَيْهِ فَضَحِكَ " Nabi Muhammad menoleh ke belakang. Kemudian Beliau tertawa " Setelah mengetahui orang itu datang dari pemukiman badui, orang Arab gunung yang memang kulturnya apa adanya, budayanya yang bersikap blak-blakan, dan adat mereka yang suka berterusterang, Nabi Muhammad ﷺ justru tertawa. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan agar orang badui itu diberi apa yang ia mau. Tertawa di sini bukan untuk menghina. Tidak bertujuan merendahkan. Beliau tertawa karena senang, geli, dan terhibur.  Sebenarnya, banyak orang di sekitar kita yang berperilaku dan berperangai badui. Pandanglah mereka sebagaimana Nabi Muhammad memandang. Bersikaplah dengan sabar. Ibunda Aisyah ( Tirmidzi 2016) bercerita tentang sifat Nabi Muhammad ﷺ : ولا يَجْزِي بالسيئةِ السيئةَ، ولكن يَعْفُو ويَصْفَحُ " Tidak pernah membalas keburukan, dengan keburukan. Akan tetapi beliau memaafkan dan mengampuni " Semoga saja sifat sabar kita semakin meningkat. Lebih baik dan lebih berkualitas. TRK, 10 Jumadal Akhir 1444 H/02 Jan 2023 http://t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

pemimpin organisasi / lembaga pendidikan bukanlah pemerintah

MUDIR LEMBAGA PENDIDIKAN BUKANLAH PEMERINTAH Soal: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda. Berkata penanya: "Apakah pemimpin Universitas, pemimpin Madrasah, Ketua Kabilah, Kepala Desa, Ketua Dusun dan Bapak, wajib untuk mentaati mereka seperti ketaatan kepada pemerintah? Dan apakah berdosa bila menyelisihi perintah mereka? . Jawab: Pemimpin Madrasah, atau pemimpin Universitas. Ketaatan yang sudah jelas tanpa ditawar itu adalah kepada pemerintah. Sedangkan kepada mereka tadi bukanlah ketaatan secara muthlak.  Tidak.  Yakni, ketaatannya terbatas. Begitu juga terhadap pemimpin Madrasah dan menteri yang berkompeten.  Jadi, ketaatan muthlak itu untuk pemerintah. Adapun mereka itu tadi, ia memiliki kekuasaan namun terbatas pada batas-batas wewenang mereka. Begitu pula kepala desa atau aku mengira sebagian lafadz menamakannya sebagai walikota desa, Demikian pula padanya memiliki batas-batas aturan untuk yang sifatnya terbatas. Dan bukan maknanya ada dua pemerintah, ini sekedar penyampai saja. Dan ketua Kabilah itu dihormati dimuliakan. Iya, ditaati dalam perkara persatuan kabilah dan bukan menyeluruh. Iya.  Sumber: https://bit.ly/3wTtbeu PEMIMPIN JAMAAH/ORGANISASI BUKANLAH PEMERINTAH Baca selengkapnya di sini https://asysyariah.com/mengenal-waliyyul-amr/ 🖊️ Catatan penting : 1. Mudir Universitas, Madrasah, Organisasi atau Jamaah suatu kelompok bukanlah ulil amri/pemerintah. Sehingga harus dibedakan jenis ketaatannya kepada mereka dan konsekwensinya. Serta dalil-dalil yang diarahkan kepada pemerintah ulil amri tidak boleh diarahkan kepada sebuah pimpinan kelompok kelembagaan, ormas, ponpes, ma'had, organisasi ataupun suatu pergerakan jamaah islam.  2. Terhadap selain pemerintah ulil amri, ketaatannya bersifat terbatas muqoyyad sesuai dengan kebutuhan maslahat kebaikannya selama bukan hal mungkar, dan tidak menyelisihi aturan pemerintah negara yang Sah, dan juga tidak menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya. Masuk kategori tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.  3. Ketaatan kepada ulil amri pemerintah yang sah itu muthlak, namun tetap dalam rangka mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, yakni perkara ma'ruf dan bukan dalam ranah kemungkaran atau kemaksiatan.  Wallohu a'lam 💎https://t.me/salafykawunganten/4007
2 tahun yang lalu
baca 2 menit

Tag Terkait