Syabab Salafy
Syabab Salafy oleh Admin

secangkir kopi hangat itu …

4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Secangkir Kopi Hangat Itu …

Pagi ini terselimuti awan putih. Mentari pun masih malu-malu menampakkan diri. Namun, dinginnya udara telah menyerang sedari tadi. Dan secangkir kopi hangat ini akan menjadi teman sejati yang akan menyegarkan aktifitas sepanjang hari.

Masih teringat hangat, sehangat kopi ini. Berbagai peristiwa yang harusnya menjadi pelajaran bagi santri. Juga menjadi peringatan untuk terus memperbaiki diri.

Jangan pernah gengsi bahkan benci kepada teman-teman baik yang harusnya kita cintai. Mereka yang telah meluangkan hati, demi kebaikan dan ketertiban para santri.

Masih sehangat kopi ini. Namun, biarlah peristiwa berangsur dingin sedingin udara pagi, tetapi janganlah dilupakan bahwa sesruput kopi dapat melahirkan inspirasi.

Begitu pula dengan peristiwa ini, harusnya bisa menjadi pelajaran yang berarti.
Seorang ulama pernah mengatakan kata-kata bijak yang bernilai tinggi, “Jika seorang mau bertafakur, di setiap hal dan kejadian pasti dia dapatkan pelajaran hidup.”

Jadi, apapun yang terjadi di sekitarmu, haruslah kamu ambil pelajaran. Jangan sampai semuanya berlalu tanpa bekas. Bagai orang malas yang selalu memelas, tak pernah peduli dengan sejuta kejadian yang nahas.

Gunakanlah matamu untuk memandang dengan sepenuh hatimu. Pikirkan dengan sejernih akalmu. Jangan sampai semua kejadian yang sudah berlalu justru akan menimpa dirimu.

Semilyar Harapan Ortu

Ada orang tua yang sedang membanting tulang memeras keringat.

Jangan buat hati mereka tersayat dengan sikapmu yang seolah berkhianat. Sikapmu yang justru tidak taat dengan peraturan yang telah dibuat. Akhirnya, membuat hati mereka berat, nafasnya sesak, dan pikirannya penat!!

Semilyar harapan indah runtuh dalam sekejap. Semua asa telah hilang dalam waktu sesaat. Penyesalan pun datang terlambat. Semuanya menjadi sia-sia tak bermanfaat.

Ini hanyalah sekadar peringatan dari goresan pena kecilku. Dari diriku yang berlumur dosa dan banyak salah. Diriku tidak seperti dirimu, mungkin kau jauh di atas mengungguliku.

Namun, apa salahku jika kuhanya menggerakkan tarian pena di atas kertas putih ini, seputih awan di pagi ini. Hanya kebaikan yang kuharap.

Jangan pernah kecewakan ummi, abi, kakak, dan adik; juga teman-teman seperjuangan dan para ustadz pengajar. Buatlah senyum mereka mengembang renyah karena memandangmu sebagai anak yang saleh.

Semoga secangkir kopi hangat ini dapat memberi semilyar inspirasi yang penuh arti. Hangatnya selalu memberi ketenangan dan segarnya selalu membawa semangat untuk berbenah diri. Amiin..

Ditulis di pagi yang dingin, hari kesekian bulan Januari 2018. Pesantren Darul Atsar, Kedu, Temanggung yang Bersenyum.

Oleh:
Admin