Kalau ditanya, “Bagaimana kondisi mayoritas anak muda zaman sekarang?”, jawabannya, “… Bahkan, sesosok figur negatif pun bisa menjadi idola yang dielu-elukan”.
Media sosial yang menjadi corong resmi untuk membagikan konten negatif pun diikuti oleh jutaan orang. Kata-kata kotor pun diketik tanpa setitik rasa berdosa, pun foto yang tak mencerminkan moral diunggah dengan pongah.
Sesungguhnya, ini merupakan pemandangan yang akan membuat tangan kita menggaruk-garuk kepala.
Alhamdulillah, masih ada secercah harapan untuk masa depan bangsa tercinta ini. Anak-anak muda kita, atau lebih familiar disebut sebagai “SyababSalafy”.
Mudah-mudahan mereka adalah sekumpulan pemuda yang selalu kokoh berpegang teguh pada ajaran agama yang lurus.
SyababSalafy tidak boleh tergerus oleh arus. SyababSalafy harus tetap kokoh mempertahankan akidah, manhaj, dan budi pekertinya yang lurus.
SyababSalafy harus terus ingat, betatapapun zaman semakin ke belakang, akan tetap tegak para ksatria pembela agama yang tak tergusur.
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah (kiamat). Sementara, mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” (HR. Muslim no. 1920)
Nah, pada tahun lalu, sebuah survei resmi dirilis oleh SyababSalafy melalui aplikasi Telegram. Survei tersebut berisi pertanyaan tentang kriteria SyababSalafy yang berprestasi.
Survei ini pun disambut hangat oleh segenap pemuda salafy di dalam negeri bahkan sampai ke daratan Russia. Subhanallah!
“Mereka adalah para syabab yang berusaha meniti jejak para salaf dalam segala hal. Meskipun, banyak aral melintang dan kerikil yang bertebaran. Di saat yang lain tumbang, ia tak segan membangunkan. Di saat yang lain terseret arus dunia yang sedang panas, ia cegah dan ingatkan agar kehanyutan tak semakin membawa jauh ke jurang yang dalam”, kata seorang santri dari Ma’had Al-Anshar, Yogyakarta.
Lebih lanjut, menurut santri dari Ma’had Tahfidzul Qur’an An Nuur Al Islamiy, Wonosobo, kriteria SyababSalafy yang berprestasi adalah,
“Mereka yang mampu mendidik diri sendiri sebelum mendidik orang lain. Mereka yang berhasil dengan tekad kuat memberi dukungan kepada diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Dan mereka yang berhasil untuk meluluhkan hati kedua orang tua karena sikap, tingkah laku, dan adab yang dapat dijadikan panutan.”
“Prestasi adalah hasil dari sebuah usaha”, kata seorang santri dari Ma’had As-Sunnah, Malang.
“Maka, seorang syababsalafy yang berprestasi adalah mereka yang menggigit al-Qur’an dan Sunnah kemudian mengimplementasikan apa yang telah pelajari dalam aspek kehidupannya sebagai wujud prestasinya dan menyalurkan pengaruh kebaikan tersebut pada orang dan lingkungan sekitarnya”, imbuhnya menjelaskan.
Sementara itu, seorang santri dari Ma’had Dzun Nurain, Depok, Jawa Barat, mengirimkan pesan harapan untuk semua SyababSalafy,
“(Agar) bisa percaya diri untuk lebih mengamalkan ilmunya di mana pun berada, bersabar atas semua ujian, tegas tetapi lembut dalam bersikap terutama kepada masyarakat, berwawasan luas, dan berkontribusi positif langsung pada lingkungan.”
“Ingat! Kitalah sang penerus dakwah.” Seru seorang santri dari Ma’had Darul Ihsan di Madiun.
“Kita yang akan melanjutkan dan mengemban tugas yg begitu mulia ini. Maka, tuntutan bagi kita untuk lebih baik lagi”, imbuhnya dengan tegas.
Tak sampai di situ, ia pun melanjutkan,
“Umat menunggu kita. Mereka butuh pengarahan dan haus akan pengajaran. Hari ini kita belajar, tapi lihatlah! Suatu saat nanti kita yg akan mengajar! Berganti kita yang akan ditanya. Itu pasti.”
Sementara itu, seorang santri dari Ma’had Ar-Ridha, Bantul, memiliki pandangan yang sangat baik teruntuk mereka yang berprestasi,
“Selalu belajar dan tidak merasa tinggi, selalu merasa lemah dan tidak lebih kuat dari yang lain, tetap berusaha dengan rendah diri.”
Santri dari Ma’had Al-Bayyinah, Gresik, tidak ketinggalan. Ia menyarankan kepada seluruh SyababSalafy untuk,
“Bergabung dengan komunitas salafy di daerah kita. Ambil bagian sesuai dengan kemampuan dalam hal dakwah.”
Luar biasa. Demikian pun perkataan para ulama salaf, hendaknya kita mengerti kadar diri masing-masing.
Di sisi lain, sikap rendah hati harus selalu dimiliki oleh SyababSalafy. Hal ini senada dengan pesan dari salah seorang santri dari Ma’had Al-Manshurah, Mujur,
“Seorang syabab yang mengedepankan takwa dan berhias dengan tawadhu’. Dia memiliki cita-cita yang tinggi untuk berbagi kebaikan kepada ummat. Selalu berusaha untuk mengajak manusia menuju hidayah.”
Sementara itu, SyababSalafy dari daratan Russia juga ikut berkontribusi pada survei kali ini.
“Кто может учиться, учить, проповедовать и поддерживать свои знания …”, tulisnya dalam abjad Russia mengenai kriteria SyababSalafy yang berprestasi.
Kurang lebih, begini terjemahannya dalam bahasa Indonesia, “Siapa yang dapat belajar, mengajar, berkhotbah, dan memelihara pengetahuan mereka …”
“быть праведным и полезным для мира и будущей жизни, будь то семья или другие люди …”, imbuhnya.
SyababSalafy dari Russia ini pun memiliki sebuah harapan besar untuk seluruh pemuda, “Menjadi saleh dan berguna bagi dunia dan kehidupan masa depan, baik itu keluarga atau orang lain.”
Sungguh, nasihat ini begitu mengena untuk semua. Subhanallah!
Lebih lajut, ia pun mengabarkan bahwa dirinya berasal dari Ukraina.
Namun, sedang merantau di kota Krasnodar, Russia.
Ternyata, antusiasme SyababSalafy sangat tinggi. Mereka beramai-ramai mendefinisikan arti dari SyababSalafy yang berprestasi.
Tidak ketinggalan, seorang SyababSalafy dari pulau Borneo ini,
“SyababSalafy yang berprestasi adalah syabab yang mampu memaksimalkan potensi baik dan menekan potensi buruk. Dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, lalu tidak membuat usahanya sia-sia karena menelantarkan ilmunya.”
Tulis seorang santri dari Ma’had Al-Manshurah, Kalimantan Selatan.
Ia begitu rinci dalam mendefinisikan, “SyababSalafy yang berprestasi adalah syabab yang kuat jiwanya. Tidak mudah puas dengan hasil yang sudah diraih. Syababsalafy adalah yang sangat memahami bahwa kemuliaan yang tinggi tidak akan mungkin diraih kecuali dengan kepayahan dan sakit”, imbuhnya.
“SyababSalafy yang berprestasi adalah syabab yang kedua telapak kakinya menjejak bumi, namun ‘azam dan himmahnya membumbung tinggi menembus langit. Merekalah yang tekad dan semangatnya berada di ketinggian bintang tsurayya”, ia tutup dengan kalimat pamungkas ini. Subhanallah!
Sementara itu, santri dari Tegal, Ma’had Nurus Sunnah, turut mengirimkan catatan definisi SyababSalafy yang berprestasi,
“Mereka yang di masa muda tetap mempertahankan wibawanya dengan tak tergoda dunia dan kokoh bersabar diatas sunnah! Apalagi di masa syabab itu kan sangat banyak sekali godaannya.”
Begitulah, SyababSalafy! Pesan-pesan motivasi mereka haturkan dengan antusiasme yang tinggi.
Tentu, semua menyimpan sejuta asa agar SyababSalafy di seluruh penjuru tetap kokoh menghadapi badai ujian yang datang dari semua penjuru. Tetaplah berkarya untuk Islam dan jangan terseret arus pemuda yang makin mengerikan.
Lalu, pesan kami dari Tim SyababSalafy adalah, setelah membaca ini semua, harus ada perubahan yang signifikan pada diri kita masing-masing. Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk terus belajar, berbagi ilmu, dan berkarya.
Jangan pernah lupa, mudah-mudahan, kelak kita semua menjadi dai-dai sunnah yang siap untuk berdakwah dengan bijak, santun, dan rahmatan lil alamin. Sudahkah kita bersiap? Mari berjuang bersama!