✍? Al-Ustadz Muhammad bin ‘Umar As-Sewed –hafidzahullah–
(Tulisan ini merupakan Taushiyyah yang disampaikan Al-Ustadz Muhammad bin ‘Umar As-Sewed -hafidzahullah- dalam acara Pertemuan denga orang tua wali santri pada acara pembagian Raport di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ma’had Dhiya’us Sunnah Cirebon)
Maraknya isu terorisme akhir-akhir ini sungguh menakutkan. Bukan menakutkan orang-orang kafir. Tapi justru menakutkan kaum Muslimin. Yang selalu menjadi tertuduh, seakan-akan dengan berpegang pada agamanya akan menjadi Radikal.
Orang tuapun gelisah mengkhawatirkan anak-anaknya. Jangan-jangan dengan mereka rajin ke masjid mengkaji agama akan menjadi teroris.
Maka kita katakan dengan tegas dan jelas, bahwa agama membawa kedamaian dan rahmat untuk seluruh manusia.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya:107)
Maka tidaklah muncul kekacauan dan terorisme kecuali karena kesalah-pahaman dalam beragama. Tidaklah terjadi tindakan-tindakan ekstrem kecuali karena dangkalnya pemahaman agama mereka.
Jika agama Islam dipahami secara utuh niscaya akan terlihat jelas ajaran yang indah penuh hikmah.
Sayang mereka memahaminya setengah-setengah.
Sebagai contoh:
• Islam tidak mengajarkan pemaksaan dalam dakwah.
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (QS. Al-Baqarah:256)
• Islam tidak mewajibkan kecuali penyampaian yang jelas.
وَمَا عَلَيْنَا إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ
“Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.” (QS. Yasin:17)
• Islam menyuruh untuk menjaga kebersamaan dibawah seorang penguasa yang muslim. Dan memerintahkan untuk sabar dengan kekurangan penguasa.
فاصْبِرُوا حَتَّى تلقَوْنِي علَى الْحوْضِ
“Maka bersabarlah kalian sampai nanti bertemu denganku di telaga haud.” (HR. Bukhori dan Muslim)
• Agama ini menyuruh untuk mendoakan kebaikan untuk penguasa. Tidak menyuruh untuk melaknat dan mendoakan kejelekan.
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَ إِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
“Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, sesungguhnya aku diutus sebagai rahmat.” (HR. Muslim)
• Islam tidak melarang kita bersikap baik dan adil pada orang-orang kafir selama mereka tidak memerangi kita.
لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama.” (QS. Al-Mumtahanah:8)
Dan lain-lain dari ajaran Islam yang indah dan sangat bijak. Namun sayang kaum reaksioner, pemarah itu tidak memahaminya.
Jadi bukanlah karena seseorang mendalami agama Islam jadi teroris…
Tetapi karena kesalahpahaman terhadap agama, dia jadi pembunuh sadis.
Bukan karena belajar tauhid seorang menjadi kaum pemarah…
Tetapi karena tidak memahami tauhid dia menjadi haus darah.
Justru dengan belajar agama Islam dengan benar, mempelajari tauhid, fiqih, akhlaq dll, anak-anak akan selamat dari radikalisme dan ajaran terorisme.
Agama Islam yang benar adalah ajaran Rasulullah ﷺ . Dengan kata lain sunnah-sunnah beliau; ucapannya, perbuatannya, persetujuannya, akhlaknya dan seterusnya.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab:21)
Adapun “ide-ide” lain yang muncul dari dorongan politik, ambisi, atau ketamakan dunia adalah perkara bid’ah (yang disusupkan dalam agama) yang sering membawa kekacauan atas nama Islam. Seperti pemahaman Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, Jahmiyyah dan lain-lain.
Berkata Abu Qilabah : “Tidaklah satu kaum mengadakan pemahaman “baru” kecuali berakhir dengan pertumpahan darah.” (Al I’tishom 1/113, Ad Darimi 1/58)
Agama Islam mengajarkan keikhlasan. Janganlah kita beramal, beribadah berjuang kecuali karena Allah dan untuk membela agama Allah. Bukan karena emosi atau ambisi kekuasaan.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinah:5)
Dengan mempelajari tauhid dengan benar maka seorang muslim tidak akan terseret dengan rasa dendam atau emosinya untuk bersikap ekstrem melampaui batas.
Tidak menghalalkan darah kaum Muslimin.
Tidak membunuh orang kafir yang tidak layak dibunuh.
Tidak memecah persatuan dan kesatuan kaum muslimin.
Mereka tetap sabar dan istiqomah di atas ajaran Sunnah Rasulullah ﷺ .
Sungguh maraknya pesantren-pesantren salafiyyah, yang mengajak untuk kembali kepada Sunnah Nabawiyyah, adalah kabar gembira. Karena pesantren-pesantren yang mengajarkan tauhid dan sunnah adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari pemikiran ekstrem Khawarij, Syi’ah dan sejenisnya.
Mudah-mudahan anak-anak kita terbimbing dengan ilmu agama yang lurus. Yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar. Seperti yang dipahami generasi pertamanya (Salaf). Agar mereka selamat dari radikalisme, terorisme dan ajaran-ajaran sesat.
Wa shallallahu’ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa ashhabihi wa sallam
*) Deradikalisasi mengacu pada tindakan preventif kontraterorisme (pencegahan dalam melawan/menanggulangi terorisme-ed) atau stratregi untuk menetralisir paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan. ( Seperti dikutip wikipedia dari Pusbangdatin. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM I Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-02)