HARI menjelang petang. Kami bergegas. Menuju lokasi pengungsian di sebelah. Tidak jauh. Melewati rumah warga yang hancur. Masuk ke dalam tenda terpal biru.
Di sebuah teras, di ujung pintu keluar tenda pengungsi itu, seorang ibu muda menunggu. Dokter Adhitya Putra Pratama SpA segera menjalankan tugas. Bayi dalam bungkusan selimut diturunkan. Ditaruh di atas karpet sederhana.
Dokter membuka kain yang membalut tubuh bayi. Melepas sarung tangan mungil dan kaus kaki bayi. Tak lupa melonggarkan kain bedong yang melilit. “Dilepas aja ini bedongnya, biar lebih leluasa,” saran dokter.
Stetoskop ditempel-tempelkan. Si bayi mengeliat-geliat. Getek sigana, ceuk urang Sunda mah. Ibu bayi memperhatikan dengan saksama. Saya ada di sebelah kanan dokter. Kang Dede Abu Salman di sebelah kiri.
“Masih agak kuning,” kata dokter. “Jangan lupa terus sering dijemur, dan harus banyak minum ASI-nya.”
“Iyah dok,” jawab si ibu.
“Pup-nya lancar?”
“Lancar dok.”
Bayi perempuan berusia dua pekan itu kembali dalam dekapan. Lahir normal di Puskesmas darurat Kampung Gintung. Anak ketiga. Dokter Adhit memerintahkan agar si ibu segera menghubungi bidan setempat. Sebagai langkah pemeriksaan lanjutan.
Bergantian. Ibu muda lainnya datang. Adik kandung Kang Dede sendiri. Bayinya baru dua hari lahir. Jenis kelamin awewe (Sunda) alias wadon (Jawa). Anak ketiga.
Dokter membongkar selimut dan kain yang menutupi tubuh bayi. Stetoskop kembali beraksi. “Bagus, bagus ini detak jantungnya,” ucap dokter sambil menempelkan bulatan pipih ke sekitar dada bayi.
“Terus diperhatikan asupan ASI-nya ya,” pesan dokter.
Ibu muda menggangguk. Matanya berbinar menatap sang buah hati. Anak yang dilahirkan dalam situasi prihatin, kondisinya sehat. Alhamdulillah. Melegakan. Kang Dede ikut senang. Keponakannya baik-baik saja.
“Hatur nuhun, dok. Jazakumullahu khairan,” kata Kang Dede mewakili anggota keluarga.
Dokter Adhit dan tim meninggalkan lokasi. “Punten, punten… Assalamu’alaikum,” sapa kami melewati area dalam tenda pengungsi.
Senyum semringah warga mengiringi langkah. Tim kembali ke posko utama di kediaman Kang Dede.
Sore itu, relawan ahlussunnah bersiap pulang. Usai pagi hingga siang mengadakan pemeriksaan kesehatan di RW 08 Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Ahad (11/12/2022).
Pekan ketiga pengiriman personel Forum Kesehatan Ahlussunnah (Fokas) ke Cianjur kemarin, diikuti beberapa dokter dari Cirebon, Cileungsi (Bogor) dan Karawang. Selain dokter Adhitya, ada dokter Kalih Akbari Muslim SpKJ, dokter Hasan, dokter Agung dan dokter Rudi.
Mereka bahu-membahu. Dibantu para perawat. Didukung ikhwah ahlussunnah lainnya. Tak ketinggalan kru radio Indah Siar turut mereportase giat bakti sosial tersebut, langsung dari titik pengungsian.
Semoga amalan kebaikan yang dilakukan bersama ini mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah Rabb semesta alam. La hawla wala quwwata illa billah…
Doa serta donasi dari kaum muslimin, tentu saja memperlancar aktivitas kemanusiaan ini. Terus semangat saudaraku! Jazakumullahu khairan wa barakallahu fiikum.
#Terus ikuti liputan tanggap bencana gempa Cianjur. Masih ada laporan menarik lainnya. Seperti “Berjibaku menangani 100 pasien di Kampung Menak” dan “17 jahitan di kepala seorang ibu”.
Tetap monitor yo… (abu ali)
Baca juga: