Berkaitan dengan permasalahan yang telah menimbulkan polemik di tengah salafiyyin beberapa hari ini, yaitu dari perbuatan saya bertakziyah dan menyalatkan jenazah JUT, Alhamdulillah asatidzah telah mengingatkan dan menasehati saya.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada asatidzah, yang tak bosan menasehati saya, terkhusus dalam permasalahan yang besar ini, semoga menjadi amal baik beliau-beliau yang diterima di sisi Allah Ta’ala.
Maka dengan ini saya mengakui dengan penuh kesadaran dan ikhlas mengharap ridho Allah, bahwa apa yang saya lakukan itu adalah menyelisihi manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, terkhusus posisi saya sebagai seorang da’i/ustadz. Yang akhirnya menjadi fitnah dan kesalahpahaman dikalangan Ahlus sunnah khususnya dan kaum muslimin umumnya, bahwa itu sebagai pembenaran dan rekomendasi.
Saya melakukan itu murni karena pengaruh athifiyah (perasaan dan emosi pribadi saya) yang tidak semestinya.
Sekaligus saya menghimbau Ahlus Sunnah untuk tidak meniru cara yang salah tersebut, semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan saya.
Sekaligus saya menghimbau kepada semua pihak agar menyikapi setiap permasalahan secara ilmiah, tidak karena mengikuti perasaan dan emosi.
Hal itu karena prinsip-prinsip JUT berada di atas prinsip-prinsip khawarij dan menyelisihi akidah dan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam banyak perkara.
Walaupun telah ada pengakuan taubatnya, namun dia masih saja mengulanginya kembali,
Wallahu A’lam.
Allahlah yang Maha Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.
Senin, 9 Muharram 1441 H / 9 September 2019 M
ttd
Muhammad Umar As-Sewed