Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْقُرْآنُ هُوَ الدَّوَاءُ
“Al-Qur’an itu adalah obat.”
(HR. Al-Qudhaa’i dalam Musnad Asy-Syihab, no. 28)
𝗖𝗮𝘁𝗮𝘁𝗮𝗻:
Namun, konsep Al-Qur’an sebagai obat dan penyembuh benar adanya, karena ditegaskan langsung oleh Allah subhaanahu wa ta‘ala dalam Al-Qur’an:
1. Surat Al-Isra’: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zhalim, Al-Qur’an itu hanya menambah kerugian.”
2. Surat Fushshilat: 44
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
“Katakanlah: ‘Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Adapun orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, dan Al-Qur’an itu menjadi kegelapan bagi mereka. Mereka seakan-akan dipanggil dari tempat yang jauh’.”
𝗣𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗨𝗹𝗮𝗺𝗮:
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata: “Al-Qur’an mengandung penyembuh dan rahmat, namun tidak berlaku bagi semua orang. Ia khusus bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayatNya dan berilmu dengannya.
Adapun orang-orang zalim yang tidak membenarkan dan tidak mengamalkan Al-Qur’an, maka ayat-ayat itu hanya menambah kerugian bagi mereka, karena hujjah telah tegak atas mereka.
Penyembuhan dalam Al-Qur’an bersifat umum: menyembuhkan hati dari syubhat, kebodohan, pemikiran sesat, penyimpangan, serta berbagai tendensi yang batil. Al-Qur’an menghadirkan ilmu yakin yang dengannya akan musnah setiap syubhat dan kejahilan. Juga merupakan nasihat dan peringatan yang dengannya akan musnah setiap syahwat yang menyelisihi perintah Allah Ta’ala. Bahkan, Al-Qur’an juga menjadi sebab kesembuhan jasmani dari berbagai penyakit.
Adapun rahmat dalam Al-Qur’an, maka sesungguhnya di dalamnya mencakup sebab-sebab dan sarana untuk meraihnya. Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu, maka dia akan menang dengan meraih rahmat dan kebahagiaan yang abadi, serta ganjaran kebaikan, cepat ataupun lambat.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 465)
Sumber: Kitab Faidhul Mu’in ‘Ala Jam’il Arba’in Fi Fadhlil Qur’an Al-Mubin, hadits ke-39
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
📳 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯️ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
📟 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
📊 Menyajikan artikel faedah ilmiah