Fatwa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah ta’ala
Penanya :
Semoga Allah memberikan kebaikan kepada Anda wahai Syaikh, di sana ada orang yang menyatakan bahwasanya seseorang boleh mengambil ilmu dari siapa saja yang memiliki ilmu, bahkan kalau seandainya seseorang yang memiliki ilmu namun dia tidak mau mentabdi’ Jahm bin Shafwan, dia mengatakan: “Biarkanlah sikapnya tidak mentabdi’ dan ambillah ilmu darinya ilmu.” Apakah pernyataan seperti ini benar?
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah ta’ala menjawab :
“Itu tidak benar, tidaklah diambil ilmu kecuali dari ahlinya yang istiqomah di atas ilmu dan dikenal dengan keilmuannya.
Adapun orang yang menyebarkan kebid’ahan dan meremehkan bahayanya, maka orang ini tidak diambil ilmu darinya, karena dia akan mempengaruhi orang yang bermajelis dengannya dan orang yang belajar kepadanya, serta dia akan bermudah-mudahan dalam perkara kebid’ahan.
Apabila sudah sampai perkaranya kepada bahwasanya Jahm bin Shafwan tidak boleh ditabdi’, maka siapa yang akan ditabdi’?
Para ulama telah mengkafirkan Jahm bin Shafwan, karena dia mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk dan Allah tidak berbicara. Dia telah menentang salah satu sifat dari sifat-sifat Allah dengan penentangan berupa peniadaan.
Dengan demikian, dia mensifati Allah dengan sifat kekurangan wal ‘Iyādzubillāh
Allah ‘Azza wa Jalla telah mencela kaum musyrikin yang menyembah berhala-berhala yang tidak bisa berbicara kepada mereka.
أَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّهُۥ لَا يُكَلِّمُهُمْ
“Apakah mereka tidak melihat berhala anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka”
Orang-orang yang menyembah berhala patung anak sapi, Allah Jalla wa ‘Alā berkata:
أَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّهُۥ لَا يُكَلِّمُهُمْ
“Apakah mereka tidak melihat berhala anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka”
Dan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam pernah berkata kepada ayahnya:
يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِى عَنكَ شَيْـًٔا
“Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongmu sedikitpun?”
Dengan demikian, orang yang mengatakan bahwa Jahm bin Shafwan adalah mubtadi’ saja atau tidak mau mentabdi’nya, pada hakikatnya dia telah ikut menyebarkan kebid’ahan dan meremehkan bahayanya”.
📘Sumber: (Al-Liqa’ Al-Maftuh Fi Masjid Al-Kabir Bith Thaif Dhamn Daurah Ibni Baz Li’āmm 1431 H)
السائل : أحسن الله إليكم شيخنا، هناك من يقرر أن الإنسان يأخذ العلم من كل من عنده علم، بل لو أن إنساناً عنده علم ولكن لا يُبدع الجهم بن صفوان قال: اترك عدم تبديعه وخذ منه العلم، فهل هذا التقرير صحيح؟
الشيخ : ما هو صحيح، لا يُؤخذ العلم إلا عن أهله المستقيمين عليه المعروفين به، أما الذي يُروج البدع ويُهون من شأنها فهذا لا يُؤخذ عنه العلم لأنه يُؤثر على من جالسه ومن تعلم عليه ويتساهل في أمر البدع، وإذا وصل الأمر إلى أن الجهم بن صفوان لا يُبدَّع فمن الذي يُبدَّع، الجهم بن صفوان كفروه لأنه يقول القرآن مخلوق، إن الله لا يتكلم، جحد صفة من صفات الله جحود، نفي، فوصف الله بالنقص والعياذ بالله، الله جل وعلا عاب على المشركين أنهم يعبدون أصناماً لا تكلمهم
” ألم يروا أنه لا يكلمهم”، الذين اتخذوا العجل قال الله جل وعلا ” ألم يروا أنه لا يكلمهم”
وإبراهيم عليه السلام قال لأبيه :
“يا أبت لم تعبد ما لا يسمع ولا يُبصر ولا يُغني عنك شيئاً”
فهذا الذي يقول إن الجهم مُبتدع فقط أو لا يُبَدَّع، هذا في الحقيقة يُرَّوج البدع ويُهون من شأنها.
📚 ( اللقاء المفتوح في المسجد الكبير بالطائف ضمن دورة ابن باز العلمية لعام 1431هـ)
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
www.salafycirebon.com
📳 Menyajikan artikel Faedah ilmiah