Wahb bin Munabbih rahimahullah mengungkapkan suatu hakikat yang perlu diwaspadai dalam perilaku manusia, terutama dalam konteks akhlak dan keimanan. Dalam penuturannya, beliau menyatakan,
“Di antara ciri-ciri orang munafik adalah suka mendapat pujian dan membenci celaan.” (Mushonnaf Ibni Abi Syaibah 35177)
Pernyataan ini merangkum sifat-sifat yang perlu diwaspadai oleh setiap individu agar tidak terjerumus dalam perilaku munafik. Pertama, kecenderungan untuk menyukai pujian mengindikasikan bahwa seseorang mungkin lebih peduli dengan citra dan reputasi dihadapan manusia. Munafik cenderung mencari validasi dan sanjungan dari orang lain.
Kedua, rasa benci terhadap celaan menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima kritik dengan hati yang terbuka. Orang munafik merasa terancam ketika kekurangan mereka diungkapkan, sehingga mereka mengembangkan sikap defensif dan penolakan terhadap setiap kritik yang diberikan.
Sifat-sifat ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat di dalam diri seseorang. Kejujuran dan kemajuan pribadi dapat terhambat karena fokus pada citra yang dibangun berdasarkan pujian dan ketakutan akan celaan. Sikap ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya introspeksi, koreksi diri, dan kesiapan untuk menerima masukan konstruktif selama tidak pelanggaran terhadap syariat Islam.
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang jujur, tulus, dan terbuka terhadap kebenaran. Dari siapa pun datangnya kebenaran itu. Hindarilah kecenderungan munafik yang merugikan diri sendiri dan masyarakat. Dengan menghindari kecintaan berlebihan terhadap pujian dan kebencian terhadap celaan, kita dapat membangun kepribadian yang kuat, teguh, dan selaras dengan ajaran agama Islam. Allahu a’lam