Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

teks khutbah idul fitri 1446h / 2025

3 hari yang lalu
baca 7 menit
Teks Khutbah Idul Fitri 1446H / 2025
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ

ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillaahil-hamd.

Ma’āsyiral Muslimīn,

Hari ini adalah hari yang agung, hari raya yang mulia, hari kebahagiaan dan kegembiraan, hari suka cita dan kegembiraan. Rasulullah ﷺ bersabda,

وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

“Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: ketika berbuka ia bergembira dengan buka puasanya, dan ketika bertemu dengan Rabb-nya ia bergembira dengan puasanya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Maka pada hari ini kita bergembira dengan berbukanya kita, kita berbahagia dengan sempurnanya puasa bulan Ramadan atas taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun kebahagiaan terbesar yang kita harapkan adalah ketika kita menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapatkan balasan pahala yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala siapkan bagi puasa kita. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لَا يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ، فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ، أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang masuk bersama mereka selain mereka. Dikatakan: ‘Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka mereka pun masuk melalui pintu itu, dan ketika orang terakhir dari mereka telah masuk, pintu itu pun ditutup sehingga tidak ada lagi yang bisa masuk” (HR. Bukhari & Muslim)

Betapa indahnya momen ketika Allah berkata kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“Makan dan minumlah dengan nikmat, sebagai balasan atas amal kalian di hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al-Haqqah: 24)

Imam Mujahid rahimahullah berkata,

الْأَيَّامُ الْخَالِيَةُ هِيَ أَيَّامُ الصِّيَامِ، أَيْ: كُلُوا وَاشْرَبُوا بَدَلَ مَا أَمْسَكْتُمْ عَنِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ لِوَجْهِ اللهِ

“Hari-hari yang telah lalu adalah hari-hari puasa, yaitu: ‘Makan dan minumlah sebagai ganti dari apa yang kalian tahan (puasa) karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillaahil-hamd.

Ma’āsyiral Muslimīn,

Hari raya kita ini adalah hari raya ibadah, takbir, sedekah, kebersamaan, dan silaturahmi, serta hari kebahagiaan dan suka cita. Oleh karena itu, hendaknya seorang mukmin tidak melalaikan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya, serta tetap beristiqamah dalam ketaatan sebagaimana yang telah ia lakukan di bulan Ramadan. Hal ini merupakan tanda diterimanya amal. Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

إِنَّ مِنْ جَزَاءِ الْحَسْنَةِ الْحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَمِنْ عُقُوبَةِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا، فَإِذَا قَبِلَ اللهُ الْعَبْدَ فَإِنَّهُ يُوَفِّقُهُ إِلَى الطَّاعَةِ، وَيَصْرِفُهُ عَنِ الْمَعْصِيَةِ

“Sesungguhnya balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya, dan hukuman dari keburukan adalah keburukan setelahnya. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan memberinya taufik untuk terus taat dan menjauhkannya dari maksiat.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillaahil-hamd.

Ma’āsyiral Muslimīn,

Di antara ibadah yang paling agung yang diperintahkan kepada kita, terutama di hari seperti ini, adalah memperbaiki hubungan antar sesama, meninggalkan permusuhan, kebencian, dan perpecahan. Rasulullah ﷺ,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ, وَالصَّلَاةِ, وَالصَّدَقَةِ
قَالُوا: بَلَى
قَالَ: صَلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ؛ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ

“Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat, dan sedekah?” Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Beliau bersabda, ‘Memperbaiki hubungan di antara kalian, karena rusaknya hubungan di antara kalian adalah pencukur (yang menghapus agama).'” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

Makna al-ḥāliqat adalah yang mencukur agama. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang yang berselisih pada hari ini segera memperbaiki hubungannya, membersihkan hatinya, dan segera membuka pintu komunikasi, dengan mengingat sabda Nabi ﷺ,

وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ

“Allah tidak menambah seorang hamba yang memaafkan kecuali dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)

Semoga Allah mencurahkan keberkahan hari raya ini kepada kita semua, dan dengan karunia serta rahmat-Nya menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kebaikan dan tambahan nikmat-Nya.

Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, lā ilāha illallāh, wa Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, wa lillāhil-ḥamd.

Ma’āsyiral-Muslimīn, sesungguhnya di antara amalan yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah menunaikan kewajiban yang telah Dia perintahkan.

Salah satunya adalah menyegerakan qadha puasa yang ditinggalkan karena uzur, selama ada kemampuan untuk melakukannya, dan tidak menundanya tanpa alasan yang syar’i. Karena manusia tidak mengetahui kapan ajalnya tiba. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ قَالَ: وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku pun mencintainya.”

Di antara amalan sunnah yang sepatutnya tidak ditinggalkan oleh seorang Muslim karena keutamaan pahalanya yang besar adalah puasa enam hari di bulan Syawwal. Pahala puasa ini, jika digabung dengan puasa Ramadan, setara dengan pahala puasa satu tahun penuh. Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.”

Ma’āsyiral-Mu’mināt, Islam telah memberikan kedudukan yang mulia kepada perempuan, memuliakannya sebagai ibu, anak perempuan, istri, dan saudara perempuan. Hal ini karena peran besarnya dalam menjaga dan membangun masyarakat serta mendidik generasi yang shalih yang akan mengangkat umat menuju kejayaan.

Oleh karena itu, kewajiban seorang Muslimah adalah bertakwa kepada Allah Ta’ala, menjaga hak-hak-Nya, menjalankan ajaran agamanya, memelihara hijab dan kesuciannya, serta waspada terhadap orang-orang yang ingin mengaburkan identitasnya dan merusak kehormatannya. Hendaklah kalian meneladani para Ummul-Mu’minīn dan menjadikan putri-putri Nabi ﷺ sebagai panutan.

Ma’āsyiral-Muslimīn, marilah kita menjadikan hari raya ini sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Hari yang penuh kebahagiaan ini hendaknya kita isi dengan syukur, ketaatan, dan saling memaafkan di antara sesama.

Janganlah kita kembali kepada dosa-dosa setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan kepada kita di bulan Ramadhan. Tetaplah istiqamah dalam kebaikan, perbanyak amal shalih, dan jaga persaudaraan di antara kaum muslimin.

Semoga Allah ﷻ menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, serta menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang kembali dalam keadaan fitrah dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ؛ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى المُسْلِمِينَ، إِنَّكَ قَرِيبٌ سَمِيعٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ الْغَاصِبِينَ، وَانْتَقِمْ مِنَ الصَّهَايِنَةِ الْمُجْرِمِينَ، وَرُدَّ الأَقْصَى الجَرِيحَ إِلَى حَوْزَةِ المُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا، اللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلاةَ اَمرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَواصِيهِم لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا سَعِيدًا، وَعَمَلَنَا صَالِحًا رَشِيدًا، وَأَعِدْ هَذَا العِيدَ عَلَينا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Semoga Allah menerima amal kita dan mempertemukan kita kembali dalam kebaikan. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.

Oleh:
Abu Hafshah Faozi