Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Ubay Afa

persaudaraan dan persatuan umat islam

3 hari yang lalu
baca 6 menit
Persaudaraan dan Persatuan Umat Islam

Disarikan dari Khutbah Idul Fitri Madina | Sheikh Abdul Bari Al Thubaity |

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺟَﺰَﺍﺀَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﺍﻟْﻤَﺒْﺮُﻭﺭِ، ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﻧَﺸْﻜُﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻓَﻀْﻞٍ ﻭَﺧَﻴْﺮﻭَﻧَﺸْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻔُﻮُّ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮﺭُ

ﻭَﻧَﺸْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﺳَﻴِّﺪَﻧَﺎ ﻭَﻧَﺒِﻴَّﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﻋَﺒَﺪَ ﺭَﺑَّﻪُ ﺑِﻴَﻘِﻴﻦٍ، ﻓَﻘَﻠْﺒُﻪُ ﺑِﺤُﺒِّﻪِ ﻣَﻴْﺴُﻮﺭٌ

ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ، ﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺒَّﻬُﻢْ ﻓَﻬُﻮَ ﻣَﻨْﺼُﻮﺭٌ ﻣَﺄْﺟُﻮﺭٌ

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﻓَﺄُﻭﺻِﻴﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ
الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Ma’āsyiral Muslimīn,

Hari ini adalah hari yang agung, hari raya yang mulia, hari kebahagiaan dan kegembiraan bagi seluruh umat Islam. Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberi kita kesempatan untuk merayakan Idul Fitri setelah satu bulan penuh menunaikan ibadah puasa Ramadhan

Khutbah kita pada hari yang mulia ini mengangkat tema persaudaraan dan persatuan umat Islam. Persaudaraan atau dalam bahasa Arab disebut “al-ulfah” merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat Islam yang kuat dan bermartabat

Persaudaraan dalam Sejarah Islam

Empat belas abad yang lalu, Rasulullah ﷺ datang ke Madinah dan menerangi kota tersebut dengan cahaya risalah yang dibawanya. Sebelum kedatangan beliau, Madinah dilanda konflik berkepanjangan, peperangan yang melelahkan, dan permusuhan yang merusak.

Rasulullah ﷺ mencabut akar permusuhan, memadamkan api kebencian, dan membuat semua orang meletakkan senjata mereka bukan karena paksaan melainkan karena kesadaran. Ini bukanlah hal yang mengherankan, karena Al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka telah membentuk kehidupan mereka dan ajaran Nabi telah memperbaiki perilaku mereka.

Hati mereka bersatu dalam kondisi yang belum pernah disaksikan sejarah sebelumnya. Kebencian berubah menjadi cinta, permusuhan menjadi kasih sayang, dan perpecahan menjadi persatuan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya:

ﻟَﻮْ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺖَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ، ﻣَﺎ ﺃَﻟَّﻔْﺖَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ، ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺃَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ

“Walaupun kamu menginfakkan semua kekayaan yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.”

Al-Qur’an menggambarkan persaudaraan mereka yang tulus dan murni dengan firman-Nya:

ﻳُﺤِﺒُّﻮﻥَ ﻣَﻦْ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠِﺪُﻭﻥَ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِﻫِﻢْ ﺣَﺎﺟَﺔً ﻣِﻤَّﺎ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﻭَﻳُﺆْﺛِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﺑِﻬِﻢْ ﺧَﺼَﺎﺻَﺔٌ

“Mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka, dan tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka, dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas diri mereka sendiri, meskipun mereka dalam kesusahan.” (Qur’an Surah Al Hashr ayat 9)

Persaudaraan yang kita lihat dalam kehidupan para sahabat merupakan pondasi untuk membangun umat dan peradaban yang gemilang.

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Persaudaraan yang tak ternilai harganya ini, tidaklah diperoleh tanpa pengorbanan. Maka persaudaraan ini merupakan amanah bagi generasi yang akan datang. Meremehkannya berarti meremehkan negara dan masa depannya, keamanan dan kedaulatannya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ﺳَﻴُﺼِﻴﺐُ ﺃَﻣَّﺘِﻲ ﺩَﺍﺀُ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﻧَﺒِﻲَّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺩَﺍﺀُ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ؟ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺄَﺷَﺮُ ﻭَﺍﻟْﺒَﻄَﺮُ ﻭَﺍﻟﺘَّﻜَﺎﺛُﺮُ ﻭَﺍﻟﺘَّﺸَﺎﺣُﻦُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ، ﻭَﺍﻟﺘَّﺒَﺎﻏُﺾُ ﻭَﺍﻟﺘَّﺤَﺎﺳُﺪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺍﻟْﺒَﻐْﻲُ ﺛُﻢَّ ﺍﻟْﻬَﺮْﺝُ

“Umatku akan terkena penyakit umat-umat terdahulu,” para sahabat bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah penyakit umat-umat terdahulu itu?” Beliau menjawab, “Sikap congkak, bermewah-mewahan, berlomba-lomba dalam kemewahan dunia, saling membenci dalam urusan dunia, saling dengki hingga terjadi kezaliman kemudian kekacauan.”

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Ibadah dalam Islam Memperkuat Persaudaraan

Ma’āsyiral Muslimīn,

Karena besarnya nilai persaudaraan, pentingnya kedudukan dan dalamnya pengaruhnya dalam kehidupan, kita menemukan maknanya hadir dalam kewajiban-kewajiban, ucapan-ucapan, dan perbuatan-perbuatan kita.

Shalat berjamaah menghidupkan makna persaudaraan dengan saling mengenal, saling mendekat, saling mencintai, saling memaafkan, dan saling memaklumi. Perhatikan hubungan yang mengagumkan dalam ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menjadikan ketidaklurusan shaf dalam shalat sebagai penyebab retaknya ikatan persaudaraan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ﺍﺳْﺘَﻮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮﺍ ﻓَﺘَﺨْﺘَﻠِﻒَ ﻗُﻠُﻮﺑُﻜُﻢْ

“Luruskan shaf kalian dan jangan berselisih, karena hati kalian akan berselisih.”

Artinya, hati kalian akan berselisih dalam permusuhan, kebencian, kedengkian, dan dendam. Kelurusan dan kerapian shaf adalah jalan menuju persatuan hati, dan jika shaf berbeda, itu akan menjadi sebab perbedaan hati.

Zakat memperkuat kekuatan masyarakat, mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang, serta menenangkan hati.

Dalam bulan Ramadhan yang baru saja kita lewati, kita menemukan persaudaraan dengan akar, cabang, dan buahnya, terlihat dan terasa dalam setiap gerakan. Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa sepanjang sejarah, dalam semua sistem, adat, dan tradisi, tidak ada persaudaraan yang lebih agung dari persaudaraan Ramadhan yang melampaui batas dan penghalang.

Begitu pula dengan ibadah haji yang menyatukan orang dari timur dan barat, yang jauh dan yang dekat, dalam pakaian yang sama dan di tempat yang sama.

Menjaga Persatuan di pemikiran materialisme yang mendominasi kehidupan manusia. Sikap egoisme yang menjalar dan telah menyebabkan masyarakat terpecah belah. Karena itulah, agama Islam dengan ajarannya yang sempurna mampu memperbaiki kerusakan ini.

Di hari raya ini, marilah kita memperbaharui ikatan persaudaraan kita. Layaknya sebuah bangunan yang saling menguatkan, umat Islam harus bersatu padu menghadapi berbagai tantangan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَّﻰ

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tidak bisa tidur.”

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Kesimpulannya

Ma’āsyiral Muslimīn,

Marilah kita jadikan momentum Idul Fitri ini sebagai awal yang baru untuk memperkuat persaudaraan dan persatuan di antara kita. Jauhilah segala bentuk perpecahan, permusuhan, dan perselisihan yang dapat melemahkan kekuatan umat Islam.

Mari kita teladani Rasulullah ﷺ dan para sahabat yang menjadikan persaudaraan sebagai fondasi kekuatan umat. Jangan biarkan perbedaan pendapat, status sosial, atau latar belakang hidup memecah belah kita.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan yang telah berlalu dan memberikan kekuatan kepada kita untuk terus memperkokoh tali persaudaraan di antara sesama Muslim. Semoga persatuan dan persaudaraan ini menjadi jalan bagi kejayaan umat Islam di masa depan.

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ؛ ﺍﻟْﺄَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﺕِ، ﻭَﺍﺷْﻒِ ﻣَﺮْﺿَﺎﻧَﺎ ﻭَﻣَﺮْﺿَﻰ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ، ﺇِﻧَّﻚَ ﻗَﺮِﻳﺐٌ ﺳَﻤِﻴﻊٌ ﻣُﺠِﻴﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮَﺍﺕِ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻞْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺒَﻠَﺪَ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻣُﻄْﻤَﺌِﻨًّﺎ، ﺳَﺨَﺎﺀً ﺭَﺧَﺎﺀً ﻭَﺳَﺎﺋِﺮَ ﺑِﻠَﺎﺩِ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻞْ ﻋِﻴﺪَﻧَﺎ ﺳَﻌِﻴﺪًﺍ، ﻭَﻋَﻤَﻠَﻨَﺎ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﺭَﺷِﻴﺪًﺍ، ﻭَﺃَﻋِﺪْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻌِﻴﺪَ ﻋَﻠَﻴﻨﺎ ﺑِﺎﻟْﺄَﻣْﻦِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻣَﺔِ ﻭَﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ، ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ، ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ

Semoga Allah menerima amal kita dan mempertemukan kita kembali dalam kebaikan. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh:
Abu Ubay Afa