Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

cinta membuat buta & tuli

8 bulan yang lalu
baca 2 menit
Cinta Membuat Buta & Tuli

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengingatkan kita akan dampak negatif dari hawa nafsu, yakni cinta yang berlebihan terhadap sesuatu. Cinta yang berlebihan dapat membuat seseorang kehilangan pengertian terhadap kebenaran.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

والهوى غالبا يجعل صاحبه كأنه لا يعلم من الحق شيئا فإن حبك للشيء يُعمي ويُصِمّ

“Hawa nafsu biasanya akan membuat seolah-olah pemiliknya tidak mengetahui kebenaran sama sekali. Karena kecintaanmu terhadap sesuatu akan membuatmu buta dan tuli.” Majmu’ul Fatawa 27/91

Cinta terhadap suatu hal yang begitu kuat, bisa membuat kita kehilangan objektivitas dalam melihat kebenaran. Cinta yang berlebihan dapat membutakan mata dan meredam pendengaran terhadap suara kebenaran.

Sungguh cinta yang berlebihan terhadap sesuatu yang dapat menghalangi pemahaman dan pengakuan terhadap kebenaran. Cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala harus lebih didahulukan daripada cinta kepada segala sesuatu. Jangan sampai cinta kepada manusia atau sesuatu mengalahkan kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. “ (QS. At-Taubah : 24)

Oleh:
Abu Hafshah Faozi