Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

bercanda dengan keluarga

8 hari yang lalu
baca 3 menit
Bercanda Dengan Keluarga

Kehidupan keluarga adalah salah satu aspek penting dalam Islam. Rumah tangga yang harmonis bukan hanya dibangun dengan ibadah dan tanggung jawab, tetapi juga dengan kehangatan dan kebahagiaan. Salah satu cara mewujudkan kehangatan ini adalah dengan menciptakan suasana ceria melalui canda dan tawa. Dalam Islam, bercanda dengan keluarga bukanlah perkara yang dilarang selama tidak berlebihan.

Tsabit bin Ubaid rahimahullah menuturkan tentang Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan ilmunya dan ketakwaannya,

كَانَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ إِذَا خَلَا مَعَ أَهْلِهِ، وَأَرْصَنِهِمْ إِذَا جَلَسَ مَعَ الْقَوْمِ

“Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu termasuk salah satu pribadi yang humoris bersama dengan keluarganya dan sosok yang sangat berwibawa jika duduk bersama kaumnya.” Mushonnaf Ibni Abi Syaibah 5/211

Kisah ini menunjukkan bahwa Zaid bin Tsabit mampu menyeimbangkan perannya di berbagai situasi. Ketika berada di tengah keluarganya, ia adalah sosok yang tidak selalu serius namun dapat menciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, ketika berada di tengah masyarakat, ia menampilkan kewibawaan yang mencerminkan integritasnya sebagai seorang pemimpin dan ulama.

Islam memandang canda sebagai hal yang diperbolehkan selama dilakukan dalam koridor yang benar. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, banyak petunjuk tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, termasuk dengan menciptakan suasana yang menyenangkan.

Rasulullah ﷺ sendiri dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang terhadap keluarganya. Beliau bercanda dengan istri-istrinya, seperti dalam riwayat bahwa Rasulullah pernah berlomba lari dengan Aisyah radhiyallahu anha untuk menciptakan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Meskipun bercanda dianjurkan, Islam memberikan batasan agar tidak berlebihan atau melanggar nilai-nilai syariat. Salah satu ajaran yang di ajarkan Rasulullah adalah tidak Berbohong, Rasulullah bersabda,

ويلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بالحدِيثِ لِيُضْحِكَ بِهِ القوْمَ فيَكَذِبُ

“Celakalah orang yang berbicara kemudian berbohong untuk membuat orang lain tertawa.” HR. Abu Dawud

Hindari candaan yang merendahkan atau mengejek orang lain. Pastikan bercanda sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat. Bercanda memiliki manfaat untuk membangun keharmonisan keluarga, antara lain:

Suasana ceria menciptakan hubungan yang lebih erat antara anggota keluarga. Selan itu dapat membantu meredakan tekanan emosional yang dihadapi anggota keluarga. Suasana santai mempermudah komunikasi anggota keluarga.

Bercanda dengan keluarga adalah bagian dari tuntutan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mengajarkan kita untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Kisah Zaid bin Tsabit menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan dalam bersikap yaitu canda di rumah dan berwibawa di masyarakat.

Dengan meneladani akhlak para sahabat Rasulullah, kita dapat membangun keluarga yang bahagia, harmonis, dan penuh keberkahan. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dan menjadikan rumah tangga kita sebagai tempat yang membawa ketenangan dan kebahagiaan, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam. Wallahu a’lam

Oleh:
Abu Hafshah Faozi