Di antara anugerah terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah taufik untuk melakukan amal saleh. Namun dari sekian banyak amal kebaikan, ada sebagian amal lebih utama dibanding yang lain. Demikian pula, di masa-masa tertentu, ada amal yang lebih afdal dan paling dibutuhkan, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama terdahulu.
Salah satu ulama besar tabi’in, Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, berkata:
Aku tidak mengetahui pada hari ini suatu amalan pun yang lebih utama daripada mencari ilmu agama. [Syarhus Sunnah 1/279]
Ucapan ini bukanlah tanpa alasan. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah hidup di zaman di mana muncul berbagai penyimpangan dan pemahaman keliru dalam agama. Dalam kondisi seperti itu, menuntut ilmu menjadi amal paling utama karena ilmu-lah yang menjadi penerang di tengah gelapnya kebodohan dan penyimpangan. Tanpa ilmu, ibadah bisa salah arah, niat bisa rusak, bahkan semangat pun bisa tersesat.
Demikian pula di zaman kita saat ini—era informasi yang serba cepat, namun justru penuh fitnah, syubhat, dan kesesatan—ilmu agama adalah penyelamat utama. Banyak orang semangat beramal, namun tanpa ilmu yang lurus, amalnya justru keliru. Karena itulah para ulama menekankan bahwa ilmu mendahului amal, dan ilmu adalah cahaya bagi amal.
Tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu, mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat, adalah amal paling utama saat ini. Ia adalah amal jangka panjang, membentuk kesalehan diri dan lingkungan, serta menyelamatkan umat dari kebodohan.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang haus akan ilmu, mencintainya, dan mengamalkannya dengan ikhlas. Aamiin ya Rabbal ‘alamin