Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

akibat cinta kepemimpinan

setahun yang lalu
baca 1 menit
Akibat Cinta Kepemimpinan

Dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam ranah kepemimpinan, ada orang-orang yang mendambakan posisi dan otoritas untuk memimpin orang lain. Namun, perlu diingat bahwa cinta dan ambisi terhadap kepemimpinan akan berakibat yang tidak baik. Fudhail bin ‘Iyadh, seorang ulama yang bijak, menyampaikan dalam kitab “Jami’ Bayan al-‘Ilm wa fadhlih 1/286,” beliau menyatakan,

ما من أحد أحب الرياسة إلا حسد، وبغى وتتبع عيوب الناس وكره أن يذكر أحد بخير

“Orang yang cinta kepemimpinan pasti akan hasad, berbuat zalim, mencari-cari aib orang lain (tajassus), dan tidak suka orang lain disebut-sebut kebaikannya.”

Pernyataan ini menggambarkan efek negatif dari obsesi terhadap kekuasaan dan otoritas. Sungguh cinta kepemimpinan akan memunculkan kedengkian, kezaliman, suka mencari-cari aib untuk menjatuhkannya.

Dia ingin dinomorsatukan dan menduduki posisi tertinggi. Orang lain harus tunduk kepada keputusannya. Jika ada seseorang tidak mau mengikuti keputusannya, maka dia akan dijatuhkan kehormatannya dan divonis menyimpang atau sesat atau yang semisalnya.

Maka marilah kita berusaha untuk membersihkan diri-diri kita dari ambisi terhadap kepemimpinan. Sungguh kepemimpinan adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Allahu a’lam.

Oleh:
Abu Hafshah Faozi