Bulan Ramadhan, bulan yang diisi dengan ibadah dan introspeksi diri, selalu menyimpan kenangan indah di hati setiap umat muslim. Namun, di balik kehangatan bulan suci ini, ada satu hal yang pasti terjadi: perpisahan. Dari kata itu kemudian sebagai seorang muslim yang sejati pasti akan muncul pertanyaan dalam hatinya, “Bagaimana rasanya berpisah dengan Ramadhan?” Apakah kita merasa sedih dengannya atau bahkan sebaliknya, bersyukur dan bahagia dengan itu seolah terlepas dari sebuah beban?
Patut kita cermati kalimat yang disampaikan oleh Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah,
“Bagaimana bisa air mata seorang mukmin tidak mengalir ketika berpisah dengan bulan Ramadhan, sementara dia tidak tahu apakah akan bisa kembali berjumpa dengan Ramadhan di umurnya yang masih tersisa!” (Lathoiful Ma’arif 217)
Kata-kata ini benar-benar menyentuh hati kita. Kita seringkali merasa bahwa kita memiliki waktu yang cukup untuk melakukan amalan-amalan kebaikan dan meningkatkan ibadah kita selama bulan Ramadhan. Namun, ketika bulan ini berakhir, kita sering merasa bahwa waktu terasa begitu singkat dan kita tidak dapat melakukan semua yang ingin kita lakukan dalam rangka beribadah kepada Allah Ta’ala dan melaksanakan berbagai bentuk amalan.
Namun, bukan hanya kesedihan karena berpisah yang harus kita pikirkan, tapi juga pertanyaan penting selanjutnya adalah: akankah kita berjumpa lagi dengan Ramadhan di masa depan? Padahal Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa jadi kita tidak akan bisa bertemu lagi dengan Ramadhan di umur kita yang masih tersisa. Oleh karena itu, setiap kali kita berjumpa dengan bulan suci ini, kita harus benar-benar menghargainya dan melakukan yang terbaik dalam meningkatkan ibadah kita.
Kita juga harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita telah melakukan yang terbaik selama Ramadhan? Apakah kita sudah benar-benar memuliakannya? Apakah kita telah berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita selama bulan suci ini?
Ketika bulan suci ini berakhir, ada kesedihan yang melanda, seolah-olah keberkahan dan kehangatan Ramadhan yang dirasakan perlahan-lahan menghilang. Namun, inilah yang membuat bulan Ramadhan begitu istimewa: dengan adanya perpisahan, kita belajar untuk menghargai setiap momen berharga yang kita miliki.
Mari kita jadikan setiap detik di bulan Ramadhan sebagai kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Jangan biarkan kesempatan ini terbuang begitu saja. Mari kita berdoa kepada Allah Ta’ala agar kita diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan di masa depan, dan semoga kita selalu diberi kekuatan untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya setiap saat.