Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Hafshah Faozi

aibmu akan tersingkap kawan

setahun yang lalu
baca 2 menit
Aibmu Akan Tersingkap Kawan

Dalam ajaran Islam, pentingnya menjaga nama baik dan menghormati privasi saudara seiman sangat ditekankan. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menjelaskan konsekuensi dari menyebarkan keburukan saudara seiman.

Beliau mengatakan bahwa seseorang yang dengan sengaja menyebarkan aib atau keburukan saudaranya seiman dan berusaha membongkar aibnya, pada akhirnya akan menghadapi konsekuensi dari tindakannya tersebut.

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menyampaikan,

عقوبة من أشاع السوء على أخيه المؤمن وتتبع عيوبه وكشف عورته أن يتبع الله عورته ويفضحه ولو في جوف بيته

“Hukuman bagi seseorang yang menyebarkan keburukan saudaranya seiman, mencari-cari aibnya dan menyingkap aibnya adalah Allah akan mencari aibnya dan menyingkapnya meskipun dia berada di tengah rumahnya.” (Al-Farq baina an-Nasihah wa at-Ta’yir 20)

Seorang muslim harus menjaga kehormatan dan martabat saudaranya seiman. Menyebarkan keburukan atau mencari-cari aibnya adalah tindakan yang dilarang dalam Islam.

Penyebaran keburukan sesama muslim memiliki konsekuensi yang serius. Allah akan mencari aib orang yang melakukan tindakan tersebut dan akan menyingkapnya, bahkan jika ia bersembunyi di dalam rumahnya.

Jika Allah Ta’ala yang menyingkap aib hamba-Nya, maka tidak ada satu kekuatan pun yang dapat mencegahnya. Aib hamba tersebut pasti akan tersingkap.

Sungguh Islam mengajarkan sifat-sifat mulia seperti tolong-menolong, kasih sayang, dan membantu sesama muslim. Melindungi kehormatan saudara seiman adalah salah satu wujud dari sifat-sifat mulia ini.

Jika kita melihat sesama muslim melakukan kesalahan, sebaiknya kita memberikan nasehat dengan cara yang baik dan penuh hikmah, bukan dengan mengeksposnya kepada publik. Ini bukan nasehat namun upaya menjatuhkan kehormatan seorang muslim.

Maka jika anda tidak ingin aibnya tersingkap dan diketahui khalayak, maka jangan inginkan hal itu terhadap orang lain. Allahu a’lam lam.

Oleh:
Abu Hafshah Faozi