Afwan, saya mau bertanya, mengapa isi majalah Qonitah tidak dimulai dengan basmalah?
085624xxxxxx
Memulai suatu perbuatan dengan basmalah mengandung banyak faedah, di antaranya bertabarruk (mencari berkah) dengan nama Allah dan memohon pertolongan kepada Allah agar memberi kita kemudahan atas perbuatan tersebut. Termasuk ketika kita hendak menulis, basmalah sangat penting untuk dicantumkan sebagaimana Rasulullah ` pun menuliskannya pada surat-surat beliau.
Qadarallahu wa ma sya’a fa’al, karena perhatian redaksi banyak tersita untuk menyunting naskah yang akan disajikan, hal itu terluput dari perhatian kami. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca. Mulai edisi 5, kami sudah mencantumkan lafadz basmalah. Atas perhatian Anda, kami sampaikan jazakumullahu khairal jaza’.
Gambar Koki dan Tulisan Slogan
Masya Allah, majalah Qonitah tampil dengan pembahasan yang indah dan jelas, dengan bahasa yang mudah dipahami tetapi sarat makna. Afwan, pada kover majalah Qonitah edisi 5 (di kover belakang edisi 4) ada gambar makhluk bernyawa seperti koki yang sedang memasak. Kemudian, kata “salihah” pada slogan Media Cerdas Wanita Salihah, bukankah lebih baik ditambah dengan huruf “h” sehingga menjadi “shalihah”? Apakah tidak salah arti kalau ditulis salihah/salehah? Sebab, arti salehah adalah orang yang diare. Semoga majalah Qonitah tampil indah selalu.
Ummahat – Poso
087844xxxxxx
Afwan, tulisan slogan Qonitah ‘Media Cerdas Wanita Salehah’ apakah memang disengaja? Bukankah tulisan latin ‘SHOLIHAH’ jadi ‘SHALEHAH/SHALIHAH?’ Apakah tidak mengubah artinya?
087844xxxxxx
Redaksi mengucapkan jazakumullahu khairan atas perhatian segenap pembaca. Jika diperhatikan dengan baik, memang tampak jelas gambar tersebut. Walhamdulillah, kami telah menghapusnya pada kover edisi 5 dan pada ilustrasi rubrik Alam Wanita di dalamnya.
Mengenai kata ‘salihah’ pada slogan Qonitah, memang kami buat demikian. Karena kata صَالِحَةٌ sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “salihah”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kata salihah bermakna saleh (untuk wanita), dan makna saleh adalah taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah. Jawaban ini sekaligus sebagai ralat dari kami atas slogan yang masih tertulis “salehah” pada edisi 1 dan 2.
Banyak pembaca yang mengirimkan pertanyaan senada; semoga kedua jawaban di atas sudah mewakili sebagai jawabannya.
Suka Pelajaran Bahasa Arab
Saya senang dengan terbitnya Majalah Qonitah karena menyajikan pelajaran bahasa Arab di dalamnya. Maju terus, Qonitah! Terima kasih.
Pujiyanto – Klaten
081391xxxxxx
Masya Allah, tampilan dan isi Majalah Qonitah sangat menarik, terutama rubrik Bahasa Arab-nya. Saya mengusulkan, mohon ditulis tema awalnya di punggung majalah untuk memudahkan pencarian ketika majalah sudah disimpan atau disusun. Semoga Allah memudahkannya. Barakallahu fikum.
Azxxxxxx@gmail.com
Alhamdulillah, semoga Allah senantiasa memberi kami kemudahan untuk menyajikan hal-hal yang ilmiah dan bermanfaat bagi pembaca. Segala upaya pembenahan untuk penyajian yang menarik terus kami lakukan, insya Allah.
Mulai edisi 4, kami sudah mencantumkan tema di punggung majalah. Wafikum barakallah.
Kata Penunjuk untuk Thalhah
Afwan, pada rubrik Bahasa Arab di Majalah Qonitah edisi 3, ada yang keliru. Pada kalimat “Dzalika Thalhah”, bukankah seharusnya digunakan tilka, bukan dzalika?
085797xxxxxx
Sebagaimana telah dijelaskan pada majalah kesayangan Anda ini, Thalhah termasuk isim mudzakkar[1] karena merupakan nama bagi seorang laki-laki meskipun diakhiri dengan ta’ marbuthah. Dengan demikian, kata penunjuk dekat untuknya tetap dzalika.
Tampilkan Ucapan Salaf
Afwan, ada sedikit masukan. Mohon rubrik Mutiara Kata atau lembar-lembar kosong diisi dengan ucapan-ucapan salaf disertai teks Arab dan rujukannya. Jangan terjemahannya saja yang ditulis, agar kita bisa menghafalnya.
Abu Sufyan – Cileungsi
Jazakumullahu khairan atas masukan Anda. Hal ini akan kami pertimbangkan, semoga bisa segera direalisasikan.
[1] Lihat Majalah Muslimah Qonitah Edisi 3 hlm. 79 pada keterangan tabel poin 2, dan Edisi 2 hlm. 73 pada “Perhatian” poin 1.