Suatu ketika, salah seorang shahabiyyah (wanita sahabat), yaitu Ummu ‘Umarah al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha, mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan berkata, “Saya melihat bahwa segala sesuatu hanya untuk kaum pria. Saya tidak melihat wanita disebutkan sedikit pun (dalam al-Qur’an).” Lalu turunlah ayat,
إِنَّ ٱلۡمُسۡلِمِينَ وَٱلۡمُسۡلِمَٰتِ وَٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلۡخَٰشِعِينَ وَٱلۡخَٰشِعَٰتِ وَٱلۡمُتَصَدِّقِينَ وَٱلۡمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا ٣٥
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (al-Ahzab: 35) (HR. at-Tirmidzi no. 3211. Beliau berkata, “Hadits hasan gharib.” Hadits ini dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi 3/92)
Siapa yang tidak menginginkan pahala dan ampunan-Nya? Tentu kita semua menginginkannya. Kita berharap Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya.
Berikut beberapa contoh amalan saleh.
Menuntut ilmu syar’i mempunyai keutamaan yang sangat banyak. Di antaranya adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanallahu wa ta’ala,
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (al-Mujadilah: 11)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028)
Shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim dan muslimah yang sudah balig. Ibadah ini mengandung pahala yang sangat besar.
Allah subhanallahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلۡمُقِيمِينَ ٱلصَّلَوٰةَۚ وَٱلۡمُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ أُوْلَٰٓئِكَ سَنُؤۡتِيهِمۡ أَجۡرًا عَظِيمًا ١٦٢
“Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, mereka itulah orang-orang yang akan Kami beri pahala yang besar.” (an-Nisa’: 162)
وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٣٤ أُوْلَٰٓئِكَ فِي جَنَّٰتٖ مُّكۡرَمُونَ ٣٥
“… dan orang-orang yang memelihara shalat mereka. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” (al-Ma’arij: 34—35)
Setiap anak wajib berbuat baik kepada kedua orang tuanya, baik dengan lisan, anggota badan, maupun dengan hartanya. Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan saleh yang besar ganjarannya di sisi Allah.
Disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam,
أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا. قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
‘Amalan apakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Shalat tepat pada waktunya.’ Saya bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Aku masuk ke surga, maka kudengar di dalamnya seseorang membaca al-Qur’an. Aku pun bertanya, ‘Siapa orang ini?’ Mereka menjawab, ‘Haritsah bin an-Nu’man.’ Demikianlah balasan bagi orang yang berbakti kepada orang tua. Demikianlah balasan bagi orang yang berbakti kepada orang tua.’ Dahulu dia orang yang paling berbakti kepada ibunya.” (HR. al-Hakim dalam Mustadraknya 3/229. Beliau menyatakan keshahihannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Hadits ini juga dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3371)
Sudah seharusnya setiap muslim dan muslimah senantiasa membaca dan mempelajari al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari no. 5027, dari ‘Utsman bin ‘Affan z)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda tentang pahala yang besar bagi orang yang membaca al-Qur’an,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (al-Qur’an, -red.), dia memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat kebaikan yang sama dengannya. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi no. 2910 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam al-Misykat no. 2173)
Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Hindarilah neraka meskipun dengan (menyedekahkan) secuil kurma.” (HR. al-Bukhari no. 1417 dan Muslim no. 2396)
Dalam hadits lain, secara khusus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memerintah kaum wanita untuk bersedekah dan memperbanyak istighfar. Beliau n bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الْاِسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai para wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar. Sesungguhnya aku melihat kalian menjadi orang yang paling banyak menghuni neraka.” (HR. al-Bukhari no. 1462 dan Muslim no. 250)
Berakhlak baik adalah salah satu amalan saleh yang besar pahalanya, bahkan termasuk sebab yang paling banyak memasukkan orang ke surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR. Ahmad, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, dan al-Hakim. Al-Hakim menyatakan keshahihannya dan disepakati oleh al-Imam adz-Dzahabi. Hadits ini juga dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 45)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya tentang sebab yang paling banyak memasukkan orang ke surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam menjawab,
تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. at-Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah)
Di antara kewajiban dan amalan ketaatan yang juga harus dilakukan oleh kaum wanita adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Amalan ini juga mengandung pahala yang besar. Allah subhanallahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.” (at-Taubah: 71)
Dalam ayat lain Allah subhanallahu wa ta’ala berfirman,
لَّا خَيۡرَ فِي كَثِيرٖ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَٰحِۢ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا ١١٤
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, kelak Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (an-Nisa’: 114)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (kebaikan, -red.), dia selalu mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim no. 6980)
Dengan demikian, bersemangatlah, wahai para muslimah, untuk melakukan amalan saleh agar mendapatkan pahala, ampunan, dan surga-Nya.
Wallahu a’lam bish shawab.