Tarikh Kabir ditulis Al Bukhari Sebelum Shahih
Pertanyaan:
Dalam sebuah tulisan terkadang kita dapatkan sebuah hadits, dan dikatakan hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam At-Tarikh. Apakah berarti hadits itu shahih karena diriwayatkan oleh Al Bukhari ?
Jawab:
Imam al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh Al Bukhari, (w. 256 H) adalah sosok masyhur dikalangan kaum muslimin terlebih para ulama ahlussunnah.
Kepiawaian beliau dalam ilmu hadits dan kuat nya hafalan beliau telah diakui dan dibuktikan.
Beliau mendapat julukan: “Amirul Mukminin Fil Hadits”.
Yang dimaksud dengan ucapan: Diriwayatkan dalam At Tarikh, hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab beliau At Tarikh Al Kabir.
Tentu berbeda dengan hadits yang dikatakan : Diriwayatkan Al Bukhari dalam Shahih Al Bukhari.
Dari sisi kesahihan hadits tentu berbeda. Hadits dalam kitab Shahih Al Bukhari telah diakui dan disepakati kesahihannya oleh kaum muslimin. Imam Al Bukhari telah menghabiskan waktu sekitar 15 tahun untuk menulis shahih Al Bukhari dan benar benar meneliti kashahihannya.
___ Baca : Cara Mudah Mengenal Hadits Shahih.
Adapun kitab At-Tarikh Al-Kabir, maka hadits yang diriwayatkan beliau dalam kitab ini belum tentu shahih. Ada yang shahih ada yang tidak shahih. Bisa jadi Al Bukhari meriwayatkan hadits dalam kitab At Tarikh untuk menjelaskan illat (cacat) pada hadits tersebut.
Kitab At Tarikh Al Kabir, adalah kitab tentang biografi para periwayat hadits (perawi hadits), baik dari kalangan Shahabat, tabiin dan orang sesudahnya.
Beliau tulis Kitab ini ketika berumur 18 tahun, sebelum beliau menulis kitab Shahih Al Bukhari.
Khatib Al Baghdadi meriwayatkan dalam Tarikh Baghdad, ucapan Al Bukhari: “Ketika usiaku menginjak 18 tahun mulailah aku menulis perkara perkara tentang shahabat, tabiin dan ucapan ucapan mereka …. dan aku menulis kitab At Tarikh ketika itu…” (Tarikh Baghdad 2/7)
Dalam beliau menulis kitab tarikh bahkan kitab kitab beliau yang lain, beliau sangat teliti dan tidak tergesa gesa.
Masih dalam kitab Tarikh Baghdad, Al Bukhari berkata: “Mereka tidak memahami dan kurang mengerti bagaimana aku menulis kitab Tarikh, aku menulisnya tiga kali, bahkan semua kitab kitabku aku tulis tiga kali.”
Subhanallah, kita harus banyak belajar dari para ulama kita, kehati-hatian, kesabaran dan ketidak tergesa-gesaan.
Kitab Tarikh Kabir termasuk induk dari kitab yang menjelaskan perawi hadits, jumlah biografi yang disebutkan dalam kitab Tarikh yang tercetak 9 jilid sebanyak: 13.308 perawi hadits.
Dalam memaparkan biografi seorang perawi, beliau sebutkan dalam masing masing biografi:
1- Nama Rawi, Nasab, Kunyah.
Dalam penyebutan nasab beliau tidak terlalu panjang.
2- Terkadang beliau sebut sebagian guru dan murid perawi tersebut.
3- Beliau sebutkan beberapa riwayat dari perawi tersebut, terkadang cukup panjang.
4- Al Bukhari memberikan komentar tentang hadits, menyebutkan illat atau cacatnya.
Hadits yang beliau sebut dalam kitab Tarikh dan beliau bahas cukup banyak, mencapai 4000 hadits, jumlah yang csangat banyak, dan mungkin tidak terbayang ada dalam buku tentang biografi rawi.
Lebih detil lagi tentang kitab At-Tarikh bisa dilihat dari pembahasan para ulama. Diantara para ulama yang sangat faham tentang kitab Tarikh adalah Asyaikh Al Allamah Abdurrahman bin Yahya Al Mu’allimi Al-Yamani rahimahulloh (1313 – 1386 H), beliaulah yang meneliti dan mengeluarkan kitab At Tarikh dari Manuskrip aslinya.
Diantara faedah penting dari pembahasan ini, kita semakin mengerti bahwa Al Bukhari adalah sosok yang sangat faham dengan para rawi, beliau termasuk imam jarh wa ta’dil, sehingga tulisan beliau berikutnya: Shahih Al Bukhari beliau tulis dalam keadaan mengerti biografi perawi hadits dengan baik, dan mengerti riwayat riwayat mereka, sehingga sempurna lah maklumat beliau untuk memisahkan antara hadits yang shahih dan dho’if. Dan ini semua adalah keutamaan dari Alloh semata.