Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

suami istri saling melihat kemaluan

4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Suami Istri Saling Melihat Kemaluan

Suami Istri Saling Melihat Kemaluan

Pertanyaan:

Seorang penanya bertanya kepada Syeikh Abdul Aziz bin Baz: “Saya pernah membaca Shahih muslim dengan Syarah (penjelasan) An-Nawawi, bahwa seorang lelaki tidak boleh melihat kemaluan istrinya….kemudian saya baca pada buku Adabu Zifaf bahwasannya antara suami istri boleh saling melihat kemaluan. Berikan. Kami fatwa, semoga Allah membalas anda kebaikan.”

Jawab:

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjawab:

النظر إلى زوجته جائز، مطلقا فرجها وغير فرجها، وهو كذلك يجوز النظر إليها، قد أباح الله له جماعها، والجماع أشد من النظر، فالذي يقول ما يجوز النظر هذا غلط، سواء النووي أو غير النووي، والذي يقول أنه جائز هو المصيب.
المقصود: أن نظر الرجل إلى زوجته ونظرها إليه إلى بدنه كله عورته وغير عورته كل هذا جائز والحمد لله، الله أباح لكل منهما النظر إلى الآخر، كان النبي يغتسل مع زوجاته عليه الصلاة والسلام، والمغتسل تكشف العورة، ويجامعها وترى عورته ويرى عورتها، هذا القول بأنه لا يجوز قول غلط لا وجه له.

Seorang melihat istrinya boleh secara mutlak baik kemaluan atau selain kemaluannya, boleh melihat semua tubuhnya.
Allah telah memubahkan (mengizinkan) seorang suami mengumpuli (jima’) istrinya, sementara jima’ itu lebih daripada sekedar melihat. Maka siapapun berpendapat tidak bolehnya (saling) melihat kemaluan (antara suami dan istri), dia telah salah, siapa pun baik Nawawi atau yang lain. Dan yang berpendapat boleh, dialah yang benar. (Karena pendapat inilah yang sesuai dengan dalil Al Kitab dan As Sunnah)

Intinya, seorang suami melihat istrinya, dan sebaliknya seorang istri melihat suaminya, melihat seluruh tubuhnya, aurat atau bukan aurat semuanya boleh, Alhamdulillah.

Allah telah membolehkan bagi suami istri untuk saling melihat, sebagaimana dahulu Nabi shallallohu’alaihi wasallam beliau mandi bersama istri istri beliau, dan (dimaklumi) seorang suami yg mandi (bersama istrinya) tentu membuka aurat, dan ketika mengumpulinya, seorang istri melihat aurat suaminya dan seorang suami melihat aurat istrinya, (maka) pendapat yg mengatakan tdk bolehnya saling melihat aurat adalah pendapat yg tidak benar, tidak ada dalil.

Untuk Mendengar Fatwa, bisa didengar disini

Oleh:
Abu Ismail Rijal