Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

gerhana matahari tanda lahirnya imam mahdi?

setahun yang lalu
baca 3 menit
Gerhana Matahari Tanda Lahirnya Imam Mahdi?

Pertanyaan:

Benarkah apa yang dikatakan sebagian penceramah bahwa gerhana matahari apabila terjadi di bulan ramadhan -seperti gerhana matahari hibrid di bulan Ramadhan tahun ini 1444H- berarti pertanda lahir atau keluarnya Imam Mahdi?

Jawaban:

Berdakwah adalah pekerjaan besar. Harus dibangun di atas bashirah, ilmu bukan berita yang samar atau tidak shahih. Apa yang disampaikan dalam dakwah harus benar-benar berlandaskan Al-Kitab dan As Sunnah Ash Shahihah dengan pemahaman salaf ummat ini.

Tentang gerhana, Allah ciptakan dengan tujuan menakut-nakuti hamba-Nya agar kembali kepada Allah, segera bertaubat dan beribadah kepada-Nya.

Adapun mengaitkan gerhana matahari dengan kelahiran seseorang atau kematiannya adalah keyakinan Jahiliyah yang telah dibantah Rasulullah ﷺ.

Dahulu orang-orang jahiliyah meyakini bahwa gerhana terjadi karena lahir orang besar atau kematiannya.

Gerhana matahari pernah terjadi sekali di zaman Rasulullah ﷺ. Tepat pada tahun 10 H, seblum haji Wada. Karena gerhana ketika itu bertepatan dengan kematian putra beliau Ibrahim radhiyallahu ‘anhu, maka beliau pun mengingatkan kebatilan kebatilan i’tiqad ahli jahiliyyah. Rasulllah ﷺ bersabda tentang gerhana:

لا ينكشفان لموت أحد ولا لحياته

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidaklah tertutup (gerhana) keduanya karena kematian seseorang atau kelahirannya.”

Hadits shahih ini dengan tegas menafikan keterkaitan gerhana dengn kelahiran atau kematian seseorang.

Maka fenomena gerhana yang dianggap sebagai tanda kelahiran atau kemunculan Imam mahdi, jelas menyelisihi hadits Shahih di atas.

Lebih khusus lagi, apa yang ditanyakan penanya. Gerhana matahari Hibrid yang teradi di akhir bulan Ramadhan tahun ini, 29/9/1444H yang bertepatan dengan 20 April 2022, dianggap sebagai tanda kelahiran Imam Mahdi tidak ada sama sekali landasan yang kuat dari nusus Al Quran atau As Sunnah.

Ada sebuah atsar yang mungkin dijadikan pegangan sang penceramah. Atsar ini dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam As-Sunan (2/65). Atsar yang dimaksud disandarkan kepada Muhammad bin Al Hanafiyyah rahimahullah, akan tetapi atsar ini sangat lemah bahkan palsu. Berikut ini Atsar Yang dimaksud:

عن جابر عن محمد بن علي قال: ” إن لمهدينا آيتين لم تكونا منذ خلق السماوات والأرض تنكسف القمر لأول ليلة من رمضان وتنكسف الشمس في النصف منه ولم تكونا منذ خلق الله السماوات والأرض”

Dari Jabir dari Muhammad bin Ali (Al-Hanafiyyah) berkata: Sungguh ada dua tanda kedatangan Mahdi, gerhana bulan yg terjadi di awal Ramadhan dan gerhana matahari yang terjadi setelah masuk melewati setengah ramadhan, dua tanda itu belum pernah terjadi sejak Allah ciptakan langit dan bumi.

Atsar ini Maudhu’ (palsu), didustakan atas Muhammad bin Ali rahimahullah. di dalam sanadnya ada
Yunus bin Bukair bin Washil Asy Syaibani, w. 199 H, dikatakan tentangnya: Yukhthi’ (banyak terjatuh pada kesalahan)

Ada pula dalam dalam sanad atsar ini: ‘Amr bin Syamr Al Ju’fi Al Kufi Asy-Syi’i Abu Abdillah.

Berkata As-Sulaimani tentangnya: “Kana ‘Amr Yadho’u Lirrawafidh.” (Amr biasa membuat Hadits Palsu untuk kesesatan Rafidhah).

Berkata Al-Jauzajani: “Kadzdzabun Za’igh” (‘Amr Pendusta lagi Menyimpang)

Berkata Al-Hakim An Naisaburi: “Kana Katsirul Maudhu’at ‘An Jabir Al’Ju’fi…” Banyak meriwayatkan hadits hadits palsu dari Jabir Al-Ju’fy.”

Berkata Ibnu Hibban, “Rafidhun Yasytumu Ash-Shahabah, wa yarwi Al-Maudhu’at ‘An Ats-Tsiqat.” ( Seorang Syiah Rafidhah, tukang mencela shahabat dan meriwayatkan hadits palsu dari orang-orang tsiqat.”

Para ulama banyak mencacati rawi ini seperti: Abu Hatim Ar Razi, Al Bukhari, An Nasai, Ibnu Sa’d, Ad Daruquthni dan yang lain.”

Walhasil, gerhana matahari terjadi bukan karena lahirnya seseorang yang besar atau kematiannya. Gerhana matahari dan gerhana bulan adalah tanda kebesaran Allah, yang Dia ciptakan untuk menakut-nakuti hamba-Nya, agar kembali kepada Allah, bertaubat dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. Allahu a’lam.

Oleh:
Abu Ismail Rijal