Diantara Hikmah Poligami Rasulullah
Soal:
Ustadz, kami yakin syareat Allah sangat Agung dan penuh dengan hikmah. Termasuk syareat Ta’addud (poligami) kami sangat meyakini agungnya syareat ini, meskipun saya belum mampu melakukannya. Mohon ustadz berkenan menyebutkan sebagian hikmah poligami Rasulullah shalallahu alaihi wassalam semoga bisa memberikan manfaat untuk kaum muslimin. Amin
Jawab:
Bersyukurlah kepada Allah apabila anda dimudahkan mengagungkan syareat Allah dan mencintainya, meskipun anda belum mampu melakukannya.
Sangat banyak hikmah Poligami Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam.
Diantara hikmah itu adalah apa yang dirasakan kaum muslimin dari zaman shahabat hingga akhir zaman nanti, yaitu tersebarnya ilmu agama yang mulia ini, terlebih perkara perkara yang terkait dengan keluarga.
Satu hikmah ini saja sudah sangat cukup sebagai bantahan bagi orang orang yang mencela Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam dalam syareat Ta’addud.
Istri istri Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam dididik dengan tarbiyah yang terbaik, oleh guru yang terbaik, yaitu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
Bersama Nabi, mereka mendengarkan ayat Al Qur’an dan Sabda sabda Nabi yang penuh keindahan.
Dan kita mendapatkan istri-istri Nabi (ummahatul mukminin) meriwayatkan ilmu yang sangat banyak, terlebih Aisyah binti Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallohu’anha, beliau adalah shahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dari kalangan wanita yang terbanyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam.
Ummahatul Mukminin meriwayatkan ilmu Aqidah, Ibadah, Mu’amalah, adab, akhlak dan semua perkara Agama. Terlebih hal hal yang terkait dengan kehidupan berkeluarga, bagaimana tidurnya Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersama istri istri beliau, bagaimana beliau hidup berumah tangga, bagaimana keadilan beliau, bagaimana beliau mendidik keluarga, bagaimana beliau mandi janabah dan seterusnya dari perkara yang tidak mungkin diketahui kecuali ummahatul Mukminin.
Kita nukilkan sebuah hadits dari ribuan hadits yang diriwayatkan Aisyah Ummul mukminin, beliau berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يُقَبِّلُ إِحْدَى نِسَائِهِ وَهُوَصَائِمٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mencium salah seorang istrinya saat beliau sedang berpuasa.” (HR. Muslim no. 2568)
Hadits yang ringkas ini, menunjukkan betapa baiknya pergaulan Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam dalam rumah tangga beliau. Rumah tangga yang penuh keharmonisan dan kebahagiaan.
Sebagaimana hadits ini juga menunjukkan bolehnya seorang yang berpuasa mencium istrinya. Serta faedah faedah lain.
Semoga kita dimudahkan untuk mencintai Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam dan ajaran beliau, hingga kita dipertemukan nanti di Jannah Allah Ta’ala.