Iedul Fithri adalah hari bahagia, maka tebarkan kebahagiaan dan tampakkanlah kebahagiaan. Rasulullah ﷺ bersabda:
للصائم فرحتان فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
“Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa, kebahagian ketika fithr (berbuka), dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Ramadhan telah berlalu, namun sabda Rasulullah ﷺ ini semestinya terus terpatri dalam jiwa, bawa dengan shiyam seorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akerat. Hanya Dengan ibadah kepada Allah semata seorang akan mendapatkan keberuntungan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
يا يها الناس قولوا لا إله إلا الله تفلحوا
Wahai manusia, ucapkanlah laa ilaaha illalloh kalian akan beruntung.
Iedul Fithri adalah hari bahagia, maka tebarkan kebahagiaan dan tampakkanlah kebahagiaan.
Sebaik baik tauladan dalam berbahagia dan menebarkan kebahagiaan di hari ied adalah Rasulullah ﷺ.
Di hari ied kebahagiaan benar-benar tampak pada diri Rasulullah ﷺ, beliau juga berupaya memasukkan kebahagiaan itu pada keluarga dan kaum muslimin.
Rasulullah ﷺ tampakkan dengan tampil prima di hari ied.
Mandi sebelum menghadiri ied adalah bagian dari sunnah Nabi ﷺ dan salaf umat ini untuk menampakkan kebahagiaan di hari ied mubarak.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, adalah ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dam Al-Muwatho’ 426.)
An-Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa para ulama sepakat akan disunnahkannya mandi untuk shalat ‘ied.
Memakai pakaian terbaik yang dimiliki dan memakai wewanginan bagi kaum lelaki untuk menghadiri shalat ied juga bagian dari sunnah yang mulia. Menampakkan kebahagiaan di hari ied.
Adalah Rasulullah ﷺ beliau memiliki jubah yang beliau kenakan saat ied, shalat jumat dan menyambut delegasi (utusan) kabilah.
Shahabat Abdullah bin Umar mengisahkan:
Suatu saat Umar melihat jubah dari sutera dijual di pasar. Datanglah Rasulullah ﷺ, umar lalu berkata:”Wahai Rasulullah, belilah jubah ini untuk engkau berhias di hari ied dan menyambut utusan utusan. Maka Rasulullah ﷺ besabda (tentang baju sutra):
إنّما هذه لباس من لا خلاق له .
Pakaian ini tidak lain kecuali untuk orang yang tidak punya bagian nanti di akherat, (HR. Al Bukhari: 948)
Berkata Ibnu Qudamah rahimahullah: (Kisah Ini menunjukkan bahwa berhias pada hari ied, jumat dan dalam menyambut tamu merupakan hal masyhur di kalangan shahabat). Al Mughni (2/257)
Imam Malik berkata:
سمعتُ أهل العلم يستحبّون الطيب والزينة في كلّ عيد، والإمام بذلك أحقّ؛ لأنّه المنظور إليه من بينهم
“Aku mendengar ahlul ilmu menyukai wewangian dan hiasan, terlebih seorang Imam, karena dia dilihat, menjadi pusat perhatian ditengah manusia. Al Mughni (5/258)
Ied adalah hari yang penuh kebahagiaan dengan diperbolehkannya kembali kaum muslimin untuk makan dan minum di siang hari setelah satu bulan berpuasa. Adalah Rasulullah ﷺ sebelum berangkat menuju musholla ied beliau makan terlebih dahulu dengan beberapa kurma. Shahabat Anas bin Malik, berkata
أن النبي ﷺ كان لا يخرج يوم الفطر حتى يأكل تمرات، ويأكلهن وترًا
Adalah Nabi ﷺ beliau tidak keluar pada iedul fithr untuk shalat kecuali beliau makan kurma, beliau memakannya dengan jumlah ganjil. (HR. Al Bukhari: 953)
Sebelum menghadiri shalat ied kaum muslimin harus sudah mengeluarkan zakat fithrnya, satu sho’ makanan untuk fuqoro dan masakin. Sungguh ini pun upaya untuk merayakan ied dengan kebhagiaan dan menebarkan kebahagian. Rasulullah ﷺ bersabda tentang zakatul fithr:
طهرة للصائم من اللغو و اارفث و طعمة للمساكين
Zakat Fithr adalah pensuci bagi setiap yang berpuasa dari perbuatan dan ucapan yang tidak berguna dan sebagai makanan bagi masakin.”
Tentang iedul adhha dan hari hari tasyrik Rasulullah ﷺ bersabda:
أيام أكل و شرب ذكر الله
Hari hari ini adalah hari hari makan, minum dan berdzikir kepada Allah.
Sungguh indah dunia manakala kalimat kalimat Allah dikumandangkan, itulah yang disunnahkan Rasulullah ﷺ di hari ied. Beliau keluar dari rumah beliau menuju musholla dengan terus bertakbir dan memuji Allah.
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله هو الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Untuk lebih menampakkan kebahagiaan, disunnahkan bagi kaum muslimin untuk memilih jalan yang berbeda ketika menuju musholla dan meningalkannya. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986)
Semua dihasung untuk meghadiri kebahagiaan itu, termasuk wanita wanita yang sedang haidh pun ikut mengadiri dan menyaksikan hari kebahagian.
Bermain dan bergembira dengan hal-hal yang mubah dan tidak ada kemaksiatan padanya juga bagian dari kebahagiaan yang diizinkan di hari ied.
Pernah di hari ied, beberapa orang habasyah bermain tombak, menampakkan kelihaiannya dengan memainkan alat perang di masjid Nabawi. Ketika itu Rasulullah menawari Aisyah untuk menyaksikan. Maka Aisyah meletakkan dagunya di pundak Rasulullah ﷺ . Berkata Aisyah:
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَسْتُرُنِي، وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى الْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِي الْمَسْجِدِ… الْحَدِيثَ. .
“Aku melihat Rasulullah ﷺ menutupiku ketika aku sedang melihat orang-orang Habasyah tengah bermain di dalam masjid.” Al-Hadits. (Muttafaqun ‘alaih).
Demikian catatan kecil mengingat beberapa sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di hari ied.
Segenap Asatidzah dan Tim Problematika ummat mengucapkan: Taqabbalallohu minna wa minkum..