Soal:
Bagaimana masa depan anak saya apabila dia hanya sibuk belajar agama, belajar Al Quran dan Hadits, belajar fikih, tafsir di masjid. Urusan ma’isyah (pekerjaan) dunianya bagaimana ustadz Sementara anak tidak punya ijazah?
Jawab:
Pertama, bersyukurlah anda kepada Alloh saat melihat putra putri anda diberi taufiq untuk menempuh jalan-jalan mendapatkan ilmu Al Quran dan As Sunnah. Wajib bagi anda bersyukur manakala anda dapatkan sang buah hati menekuni jalan salaf dalam mengumpulkan warisan nabi yaitu ilmu. Warisan mereka bukan dinar (emas) bukan pula dirham (perak), yang mereka wariskan adalah ilmu, Al Kitab dan As Sunnah.
Kedua, wajib bagi anda meyakini bahwa Alloh tidak akan mengingkari janji-Nya. Diantara janji Alloh bagi para penuntut ilmu adalah hadits Muawiyah bin Abi Sufyan dalam riwayat Al Bukhori dan Muslim. Rosulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
“Barangsiapa Alloh kehendaki kebaikan baginya, Alloh akan jadikan dia faqih (memahami) agama” (Muttafaqun’alaihi)
Kebaikan dalam hadits ini umum, mencakup kebaikan dunia dan akherat. Jika anak anda faqih terhadap agama, akan baik dunia dan akheratnya, akan baik jasad dar ruhnya, akan baik ucapannya, pervuatannya dan keyakinannya, akan baik keluarga, anak anaknya dan hartanya.
Maka tidak selayaknya bagi seorang yang beriman mengkhawatirkan dunia seorang yang sibuk membela agama Alloh dengan mempelajari Al Kitab dan as Sunnah.
Ketiga, masalah rejeki Alloh telah menjamin. hewan yang tidak berakal saja tidak pernah luput dari rejeki Alloh. Bayi yang lahir tanpa ijazah diberi rejeki oleh Alloh. Semut-semut yang lemah juga diberi rejeki Alloh, bahkan rejekinya lebih besar dari badannya, lihatlah semut semut yang membawa potongan roti yang lebih besar dan lebih berat dari tubuhnya.
Berprasangka baiklah kepada Alloh dan yakinlah bahwà anak anda akan dimuliakan dengan ilmu Al Kitab dan assunnah. Allohu a’lam.