Segala puji hanyalah milik Allah. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, tidak ada nabi setelahnya. Amma ba'du: Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah mengkaji atas pertanyaan yang dilayangkan kepada yang terhormat Mufti Umum dari hakim pengadilan tinggi di kota Ahsa', Muhammad bin Sulaiman as-Sa'id, yang dialihkan kepada Komite dari Sekretariat Jenderal Dewan Ulama Senior dengan nomor 5845 tanggal 24/9/1419 H. Seorang penanya mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Mengucapkan selamat atas datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah, baik dengan berjabat tangan, berpelukan, atau saling berkunjung antar keluarga untuk menyampaikan ucapan selamat sebagaimana yang terlihat di kota al-Ahsa', apakah hal tersebut boleh dikatakan bagian dari ibadah, atau hanya adat kebiasaan?
Jika yang lebih utama adalah meninggalkannya, maka apa yang harus dilakukan oleh orang yang diberi ucapan selamat? Apakah orang-orang yang memberi ucapan selamat seperti yang telah saya sebutkan itu wajib ditolak, padahal kita tahu bahwa niat dan tujuan mereka baik?
Saya memohon kepada Allah `Azza wa Jalla, dengan kemurahan dan kebaikan-Nya, untuk mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun-tahun berikutnya untuk waktu yang lama. Semoga Allah menjadikan kita dan kedua orangtua kita orang-orang yang dibebaskan dari api neraka pada bulan ini. Sesungguhnya Allah Maha Pemurah. Semoga Allah memelihara dan menjaga Anda semua.
Setelah Komite mempelajari pertanyaan Anda, kami sampaikan bahwa tidak mengapa memberikan ucapan selamat atas datangnya bulan Ramadhan. Rasulullah dan para sahabatnya ketika datang bulan Ramadhan mengucapkan,
قد أظلكم شهر عظيم مبارك
“Sungguh kalian telah dinaungi sebuah bulan yang agung dan penuh berkah.”
Dalam hadis itu juga disebutkan keistimewaan-keistimewaan Ramadhan dan mengajak mereka untuk mendapatkannya.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.