Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

pendapat yang mengatakan bahwa batu baitul maqdis tergantung di angkasa

3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Pendapat yang Mengatakan Bahwa Batu Baitul Maqdis Tergantung di Angkasa

Pertanyaan

Jawaban

Setiap sesuatu berada pada tempatnya dengan izin Allah, seperti langit dan isinya, bumi dan apa yang di dalamnya, bahkan batu (Baitul Maqdis) yang ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ يُمْسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ أَن تَزُولَا ۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِهِۦٓ

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah.” (QS. Fatir : 41)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ بِأَمْرِهِ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya.” (QS. Ar-Rum : 25)

Batu Baitul Maqdis tidak tergantung di angkasa dan dikelilingi oleh udara di setiap sisi-sisinya. Namun, salah satu sisinya masih bersambung dengan gunung yang merupakan induk dari batu tersebut, dan masih menempel dengan gunung itu. Batu Baitul Maqdis dan gunungnya tersebut berada di tempatnya karena sebab-sebab alam biasa dan dapat dipahami. Dalam hal ini, kedua benda tersebut (batu dan gunung itu) sama saja dengan benda-benda lainnya.

Kita tidak memungkiri kekuasaan Allah untuk menahan sebagian dari benda-benda alam di angkasa. Sebab, ada sekumpulan benda-benda yang semuanya berada di angkasa dengan kuasa Allah sebagaimana telah disebutkan. Allah telah mengangkat Gunung Thur di atas kaum Nabi Musa ketika mereka menolak untuk melaksanakan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa kepada mereka. Gunung tersebut terangkat dengan kekuasaan Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji darimu dan Kami angkat gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 63)

Allah juga berfirman,

وَإِذْ نَتَقْنَا ٱلْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُۥ ظُلَّةٌ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُۥ وَاقِعٌۢ بِهِمْ خُذُوا۟ مَآ ءَاتَيْنَٰكُم بِقُوَّةٍ وَٱذْكُرُوا۟ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-A’raf : 171)

Akan tetapi maksud di sini untuk menjelaskan realitas, bahwa batu Baitul Maqdis tidak tergantung di angkasa dari segala sisi-sisinya, tidak terpisah semuanya dari gunung tersebut. Bahkan, batu itu bersambung dan menempel dengan gunung.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'