Allah memerintahkan untuk hanya menyembah-Nya, mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya, tidak beribadah, tidak berdoa, dan tidak berharap kepada siapapun selain Allah Subhanahu wa Ta`ala.
Allah mengutus Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam untuk menjelaskan syariat agama, dan memerintahkan kita untuk mengamalkan apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Beliau adalah contoh dan teladan kita dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan-ketetapan beliau. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Jadi, kaum Muslimin harus memurnikan praktik mengikuti Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam, sehingga tidak mendahulukan perkataan seseorang di atas perkataan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.