Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

membaca al-fatihah untuk perjanjian

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Membaca al-Fatihah Untuk Perjanjian

Pertanyaan

Apa hukum dua orang lelaki yang saling berjanji untuk sesuatu dan membaca al-fatihah, apakah wajib memenuhinya dan apa kaffaratnya ?

Jawaban

Membaca al-Fatihah untuk perjanjian tidak ada dasarnya, sedangkan berjanji untuk melakukan sesuatu hukumnya mubah dan wajib dipenuhi, berdasarkan firman (Allah) Ta’ala,

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولا

“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Israa’: 34)

Dan firman Allah Ta`ala,

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji.” (QS. An-Nahl: 91)

Dan sabda beliau shallallahu `alaihi wa sallam,

آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا اؤتمن خان

“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya ia berkhianat.”

Hadits ini derajatnya Muttafaq `Alaih dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu `anhu. Di dalam Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim dari hadis riwayat Abdullah bin `Amr bin al-`Ash radhiyallahu `anhuma bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

أربع من كن فيه كان منافقًا خالصًا، ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا خاصم فجر وإذا عاهد غدر

“Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya maka ia benar-benar orang munafik. Barangsiapa yang memiliki salah satu darinya, maka ia memiliki satu karakter kemunafikan hingga ia meninggalkannya: Apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, apabila bertikai ia berbuat curang, dan apabila bersepakat ia berkhianat.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'