Wudhu adalah syarat sah shalat, berdasarkan firman Allah Ta’ala :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah (usaplah) sebagian kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al-Maidah : 6)
Hal ini juga berdasarkan hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bersabda,
“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian jika dia mempunyai hadats hingga dia berwudhu” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Orang yang hendak shalat harus berwudhu. Jika ia ketinggalan shalat jamaah yang ini, maka ia wajib mencari jamaah shalat yang lain. Jika ia dapat menemukan jamaah yang lain tersebut, maka alhamdulillah. Namun, jika tidak menemukan, maka ia boleh shalat sendirian. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun : 16)
dan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka laksanakanlah semampumu”
Ia tidak boleh bertayamum demi mendapatkan salah jamaah. Hal ini karena rasa takut ketinggalan shalat jamaah bukan merupakan sebab yang membolehkan pengunaan debu untuk bersuci sebagai ganti dari air.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.