Abdullah bin Shayyad muncul pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendiamkan masalah Ibnu Shayyad sampai jelas baginya di kemudian hari bahwa dia bukanlah Dajjal, akan tetapi dia dari golongan dukun. Nabi Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“ku menyembunyikan sesuatu untukmu?” Iya menjawab: “ad-Dukh (asap/kabut).” Ketika itu beliau menyembunyikan surat ad-Dukhan. Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Diam kamu! Kamu sekali-kali tidak akan melampaui kemampuanmu.”
Maksudnya: Kamu adalah saudara para dukun. Para dukun tersebut, salah seorang dari mereka memiliki teman setia dari setan yang memberikan informasi tentang banyak hal-hal gaib dari hasil mereka mencuri dengar.
Mereka mencampuradukkan kebenaran dengan kebohongan sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan yang lainnya bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya malaikat turun di kolong langit yaitu awan. Kemudian ia menyebutkan perkara yang telah diputuskan di langit. Maka setan mencuri dengar (berita itu) kemudian ia bisikkan kepada para dukun. Kemudian mereka (para dukun) mencampur berita itu dengan seratus kebohongan dari diri mereka sendiri.”
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.