Tidak boleh shalat dengan selain bahasa Arab jika seseorang mampu berbahasa Arab. Seorang muslim harus mempelajari bahasa Arab yang mau tidak mau harus diketahui karena menjadi bagian dari agama ini, seperti mempelajari surat al-Fatihah, tasyahud, tasmi’ (sami’allhu liman hamidahu), tahmid, tasbih ketika rukuk dan sujud, doa antara dua sujud, serta salam.
Jika ada orang yang tidak mampu berbahasa Arab, maka dia boleh membaca bacaan shalat selain al-Fatihah dengan bahasanya. Hal ini karena al-Fatihah tidak sah dibaca dengan selain bahasa Arab, begitu juga ayat-ayat Al-Quran lainnya. Sebagai gantinya dia boleh membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Hal ini berdasarkan riwayat Abdullah bin Abi Aufa ra. yang berkata,
“Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lantas dia berkata, ‘Sungguh aku tidak mampu membaca ayat Al-Quran sedikit pun. Oleh sebab itu, ajarilah aku sesuatu yang cukup aku gunakan untuk beribadah!’ Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah: Subhaana-llah wal Hamdulillah wa-laa Ilaaha Illa-llahu Wa-llahu Akbar. Wa-laa Haula Wa-laa Quwwata Illa Bi-llahi al-‘Aliyyi al Adziim (Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung)”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa’i). Hadits ini dianggap shahih oleh Ibnu Hibban, ad-Daruquthni, dan Hakim. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Bila aku perintahkan kamu suatu perkara maka laksanakanlah semampumu”
Sampai dia mempelajari bahasa Arab dan sebaiknya dia segera melakukannya.
Wabillahittawfiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.