Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

tauhid adalah dakwahnya seluruh rasul ((bagian pertama)

12 tahun yang lalu
baca 7 menit

Allah telah mengutus para rasul untuk menyeru kepda al haq (kebenaran) dan memberi petunjuk kepada seluruh makhluk Nya. Mereka diutus untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, agar tidak ada hujjah (alasan) bagi manusia dihadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka telah menyampaikan risalah, mengemban amanah, memberi nasehat kepada umatnya dan bersabar atas caci makiannya, serta berjihad di jalan Allah sampai Allah tegakkan (sempurnakan) risalah bagi mereka dan terputuslah seluruh udzur manusia. Allah berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ المُكَذِّبِينَ
“dan sungguh Kami kelah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyeru ) agar beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi thoghut (sesuatu yang disembah selain Allah), maka diantara mereka ada yang mendapatkan petunjuk dari Allah, dan ada pula yang telah pasti kesesatannya. Maka berjalanlah kalian di muka bumi, dan lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (menyelisihi rasul dan mendustakan Al Haq)”.(QS. Al Nahl:36)”
وَمَا أَرْسَلنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
“dan tidaklah kami mengutus seorang rasul sebelum kamu kecuali telah diwahyukan kepada nya bahwa sesungguhnya tidak ada Ilaah (sesembahan yang berhak untuk diibadahi) kecuali Aku (Allah). Maka beribadahlah kalian kepada-Ku.”(QS.Al Anbiya’:25)
وَاسْأَل مَنْ أَرْسَلنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَا أَجَعَلنَا مِن دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ
“Dan tanyakanlah kepada para rasul yang telah Kami utus sebelum kamu (Muhammad) apakah Kami telah menjadikan atas mereka (manusia) untuk memberikan peribadahan kepada(berhala atau sesembahan )selain Allah yagn mempunyai sifat Ar Rahman,”(QS. AZ Zukhruf:45)
Di dalam ayat ayat tersebut, Allah telah menjelaskan bahwa Dia telah mengutus para rasul untuk menyeru kepada manusia agar beribadah hanya kepada Allah, memperingatkan mereka dari kesyirikan, dan memberikan peribadahan kepada selain Allah. Para rasul telah mengemban amanah tersebut, dan telah menyerukan kepada menusia agar beribadah hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka telah meningalkan untuk umatnya prinsip prinsip keadilan, kebaikan dan keselamatan serta kebahagiaan yang sempurna. Tugas terpenting bagi mereka adalah menyampaikan dan menerangkan risalah, adapun hidayah dan taufik untuk menerima Al haq (kebenaran) ada di tangan Allah dan bukan ditangan para rasul atau selainnya. Allah berfirman:
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
“bukan kewajibanmu untuk memberikan hidayah kepada mereka, akan tetapi Allahlah yang memberi hidayah (petunjuk) bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.(Al Baqarah : 272)
لَقَدْ أَرْسَلنَا رُسُلَنَا بِالبَيِّنَاتِ وَأَنزَلنَا مَعَهُمُ الكِتَابَ وَالمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالقِسْطِ
“Sesungguhnya kami telah mengutus para rasul dengan bukti bukti yagn nyata (mu’jizat, hujjah, dan dalil) dan menurunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan dan kebenaran yang lurus) supaya manusia melaksanakan keadilan (mengikuti para rasul).”Al Hadiid:25)
Tidak terkecuali nabi kita Muhammad j sebagai penutup, imam, dan orang yang paling mulia serta utama diantara para rasul, beliau j telah mendapatkan pertolongan dan keberhasilan dalam dakwahnya dengan sempurna. Allah telah menyempurnakan agama islam dan nikmatnya kepada beliau j dan umatnya, dan menjadikan syariat islam sebagai syariat sempurna yang mengandung seluruh bentuk kemaslahatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk dua golongan (manusia dan jin) . Allah berfirman :
اليَوْمَ أَكْمَلتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama islam untuk kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku untuk kalian, dan telah Aku ridhoi islam sebagai agama kalian”.(QS.Al Maidah:3)
وَمَا أَرْسَلنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً
“Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada seluruh umat manusia.”(QS.Saba:28)
قُل يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah (wahai Muhammad),’Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah atas kalian semua (manusia dan jin), yaitu Allah yang memiliki (merajai) seluruh langit dan bumi, tidak ada Ilaah (yang berhak diibadahi) kecuali Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allah dan rasulnya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kalian mendapat petunjuk ke jalan yang lurus.”(QS.Al A’raf:158)
Sungguh sedikit sekali manusia yang meng-ijabah-i (menerima) dakwahnya para rasul. Kebanyakan mereka mengingkarinya, baik disebabkan karena kebodohan, taklid (mengikuti) bapak-bapak/pendahulu mereka yang sesat, atau mengikuti hawa nafsu dan perasaan. Allah berfirman :
“Bahkan mereka berkata,’Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami di atas suatu agama dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka’. Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu (Muhammad) seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri kecuali orang-orang kaya di negeri itu berkata,’sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami di atas suatu agama dan sesunggguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.’ Katakanlah (Muhammad kepada musyrikin),’Apakah (kalian akan mengikutinya) meskipun aku membawakan untuk kalian (agama) yang lebih memberi petunjuk daripada yang kalian peroleh dari bapak-bapak kalian?’Mereka berkata,’Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diutus untuk menyampaikannya’. Maka kami binasakan mereka, maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan.”(QS. Az Zukhruf:22-25)
Allah berfirman ketika menyebutkan berhala laata,’Uzza, dan Manat:
إِنْ هِيَ إِلاَّ أَسْمَاء سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَاؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللَّهُ بِهَا مِن سُلطَانٍ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأَنفُسُ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّن رَّبِّهِمُ الهُدَى
“Itu hanyalah nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian ada-adakan. Allah tidak menurunkan suatu hujjah (keterangan) untuk menyembahnya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka dan hawa nafsu (yang bathil). Sesungguhnya Rabb mereka telah mendatangkan petunjuk kepada mereka.“(QS. An Najm:23)
Masih banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menyebutkan pengingkaran, kedengkian, permusuhan dan kesombongan yang dilakukan manusia kepada para rasul, padahal mereka mengetahui kebenaran. Demikian juga golongan yahudi, mereka mengenal Muhammad j seperti mengenal anak-anak mereka sendiri. Akan tetapi, dengan sebab permusuhan dan kedengkian, mereka mendustakan dan tidak mau mengikuti Nabi j .
Pengingkaran golongan Yahudi atas Muhammad j, juga terjadi atas Fir’aun dan kaumnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman menyebutkan perkataan Musa ‘alaihissalam kepada Fir’aun dan kaumnya:
قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنزَلَ هَـؤُلاء إِلاَّ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّي َلأَظُنُّكَ يَا فِرْعَونُ مَثْبُوراً
“Musa ‘alaihissalam berkata, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tidak ada yang menurunkan mu’jizat-mu’jizat itu kecuali Rabb sekalian langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata (bagi yang mempersaksikan)….”. (QS. Al-Isro’: 102).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang Fir’aun dan kaumnya:
فَلَمَّا جَاءتْهُمْ آيَاتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلماً وَعُلُوّاً فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ المُفْسِدِينَ
“Maka ketika mu’jizat-mu’jizat Kami yang jelas sampai kepada mereka, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata’. Mereka mengingkarinya karena kedhaliman mereka (sebagai karakter mereka yang dilaknat) dan kesombongan (untuk mengikuti kebenaran), padahal mereka meyakini (kebenaran) tersebut. Maka lihatlah bagaimana keadaan dan akibat orang-orang yang berbuat kebinasaan”. (QS. An Naml: 13-14).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang orang-orang kafir Quraisy yang mendustakan Muhammad j :
قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لاَ يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللّهِ يَجْحَدُونَ
“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, sesungguhnya mereka bukan mendustakan kamu tetapi orang-orang yang dhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (QS. Al-An’aam: 33).

Orang-orang kafir Quraisy pada masa Jahiliyyah, mereka mengetahui dan mempersaksikan Muhammad j sebagai seorang yang jujur dan membawa amanah, bahkan mereka memberikan gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Ketika Muhammad j membawa risalah Islam, yang berlawanan dengan apa yang ada pada orang kafir Quraisy yakni yang mereka dapatkan dari bapak-bapak dan nenek moyang mereka, maka mereka mengingkari, mendustakan, memusuhi, mencaci maki, dan menyusun makar untuk membunuh Muhammad j .
Ini adalah sunnatullah (ketetapan Allah) atas para rasul ‘alaihimussalam dan para da’i yang menyeru kepada Al Haq. Mereka akan mendapatkan ujian, pendustaan, dan permusuhan kemudian Allah akan memberikan akhir yang terbaik kepada mereka. Perkara demikian dipersaksikan di dalam ayat-ayat Al-Qur’aan dan Hadits yang shohih, juga kejadian yang ma’rufah (diketahui oleh umat manusia) dahulu maupun sekarang. Demikian juga persaksian Heraql (Raja Romawi) ketika bertanya kepada Abu Sofyan tentang keadaan Muhammad j dan permusuhan Abu Sofyan dengannya. Setelah Abu Sofyan menerangkan keadaan beliau j , maka Heraql berkata, “Demikianlah keadaan para rasul .Mereka mendapatkan ujian kemudian Allah berikan kepada mereka akhir yang terbaik”.
(Bersambung)

(Diterjemahkan dari Risalah Fatawa As Syaikh Al ‘Allamah Abdul ‘Aziz Bin Baaz rahiimahullah oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nur Wahid)

Sumber : Buletin Da’wah Al Atsary, Semarang Edisi V/Th I/1427