Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

orang – orang yang menggenggam bara api (bagian 3)

12 tahun yang lalu
baca 6 menit

Ketahuilah saudara-saudara seiman, sesungguhnya sifat tetap istiqomah dalam memelihara Islam dan terus menerus diatas manhaj Al Haq adalah kenikmatan yang sangat besar. Dia adalah wali Allah dan hamba pilihan-Nya yang senantiasa mendapatkan kecintaan dari-Nya. Dengan sifat itulah hamba-hamba Allah akan teruji. Allah ta’ala berfirman, berbicara kepada hambanya Muhammad ‘alaihisshalaatu wasallam (yang artinya):

“Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, kemudian kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.”(Q.S. Al Isra’ :74-75)

Allah telah memerintahkan kepada malaikat untuk menetapkan ahlul iman (orang-orang yang beriman) dengan firman-Nya (yang artinya):

“(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman”.
(Q.S Al Anfaal :12)

Allah telah mensyariatkan prinsip-prinsip, barangsiapa yang berjalan di atasnya Dia akan memberikan terus menerus sifat keteguhan/keistiqomahan dan nikmat terus menerus untuk mencintai sifat keteguhan/keistiqomahan tersebut. dan nikmat terus menerus untuk mencintai sifat keteguhan/keistiqomahan tersebut.

Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1.Menolong agama Allah.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Alloh, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan-kedudukan kalian.
(Q.S. Muhammad : 7)

2.Dengan perkataan yang kokoh dan benar. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, (Q.S. Ibrahim: 27)

3.Infaq di jalan Allah.
Allah yang Maha Tinggi dan Terpuji berfirman (yang artinya):
“Dan perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya karena mencari keridloan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat, Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat.” (Q.S. Al Baqarah : 265)
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat, Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat. (Q.S. Al Baqarah : 265)”

4.Berdoa.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. (Q.S. Al Baqarah : 250)
(Dan firman Allah ta’ala yang artinya ) : “Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada) musuh. Alloh menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: “Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Q.S.Ali Imran :146-148)

5.Menjalankan perkara-perkara yang diperintahkan-Nya dan menjauhi perkara yang dilarang.
Setiap hamba yang benar perkataannya dan baik (hasan) amalnya maka dia adalah hamba yang paling tetap keteguhan dan keistiqomahannya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari dari kampungmu:, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan iman mereka, dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, bersiap-siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!”
(Q.S. An Nisaa’: 66-71)

6.Tadabbur Al Quranul Kariim.
Ketahuilah wahai hamba muslim, sesungguhnya hukum ketetapan dan asal tentang sifat keteguhan dan keistiqomahan bersumber dari kitabullah dan sunnah Rosul-Nya ‘alaihisshalaatu wasallam.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan haq, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.(Q.S.An Nahl :102)

7.Menjadikan orang-orang yang sholeh sebagai qudwah.
Allah ta’ala berfirman(yang artinya) :
Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Alloh untuk (mengadzab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak ada bagi mereka penolong selain Alloh. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya).” (Q.S. Huud : 20)

Ini semua adalah sifat yang telah diwahyukan dan ditanamkan oleh Rabbul’alamin diatas kesempurnaan janji ma’iyyah dan pengawasan dari-Nya yang menunjukan bahwa Thoifah Al Manshuroh, mereka tidak bisa diatur kedudukannya dan dicabut atau dirubah akar pangkalnya oleh musuh-musuh Allah meskipun dalam keadaan musuh-musuh Allah itu bersatu. Ath Thoifah Al Manshuroh mereka adalah orang-orang yang dipermisalkan oleh Allah dalam ayat Al Quran (artinya ):

“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah membuat permisalan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Alloh membuat permisalan-permisalan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim: 24-25)

Thoifah Manshuroh mereka adalah orang-orang yang mencintai Alloh dan dicintai oleh-Nya. Oleh sebab itulah mereka dalam keadaan tetap jiwanya dalam memberantas Ahlul Bida’ dan Ahlul Ahwa’, menyumbat dengan adzab yang pedih kepada thaghut-thaghut yang mengganti nikmat Alloh dengan kekufuran dan menghalalkan masyarakatnya dengan neraka jahannam. Karena sesungguhnya Thoifah Al Manshuroh mereka menyandarkan dirinya diatas Manhaj (jalan/prinsip) Alloh yang kekal.
Mereka dalam keadaan tetap dhahir dimuka bumi meskipun orang-orang musyrik membenci dan tidak menghendakinya.

Allah berfirman (yang artinya):
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash Shaff: 8).

Tamat
(Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid Dari Kitab Al Qabidhuna ‘ala Al Jamri)

Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi 13/1427H
Dikirim via email oleh Al-Akh Dadik