Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

mengatasi anak yang selalu manja karena dimanja oleh neneknya

9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Mengatasi Anak yang Selalu Manja Karena Dimanja Oleh Neneknya

Tanya:
Bagaimanakah cara mengatasi anak yang selalu manja? Apabila minta sesuatu harus selalu dipenuhi, mintanya sambil membentak-bentak. Itu semua dikarenakan anak tersebut selalu dimanja sama neneknya. Minta sesuatu selalu dipenuhi, dan imbasnya mengenai kepada abi dan umminya. Jazakumullahu khoiron katsiro.

Jawab:
Oleh Al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah

Wa antum fajazakumullahu khoiron. Neneknya jadi kambing hitam. Kenapa neneknya yang disalahkan? Bukankah tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua?

قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
 (Jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka)

Kan begitu? Kenapa harus nenek yang disalahkan? Maka dari itu, kita sebagai orang tua, bicara dengan nenek. Dengan ibu kita atau mertua kita.

“Saya ingin mendidik anak seperti ini. Kalau saya mengatakan tidak boleh, tolong nenek juga mengatakan tidak boleh”

Jangan ada dua kepemimpinan di dalam rumah ini. Saya jadi pemimpin, nenek jadi pemimpin. Kan begitu? Jangan ada dua yang mengatur di rumah ini. Saya membolehkan, nenek tidak membolehkan. Saya tidak membolehkan, neneknya membolehkan. Saya tidak memberi, nenek memberi. Kalau seperti ini, anak akan memanfaatkan sesuatu yang memang diinginkan oleh dirinya. Dia tidak akan menghadap kepada orang tuanya, karena dia yakin orang tuanya tidak akan mengabulkan permintaannya, maka dia lari ke nenek. Oleh karena itu, sampaikan kepada nenek:

“Nek, tolong bantu saya nek. Saya ingin mendidik anak saya secara baik dan benar sesuai tuntunan syariat, bantu kami nek! Nek, bantu kami! Kalau kami mengatakan, anak minta jajan es, terus kami tidak, nenek juga katakan tidak. Kalau kami mengatakan anak ini ingin main hp, kemudian nenek melihat, dilarang!”

Sehingga kita mendidik anak ini satu arah, satu tujuan. Harus dikomunikasikan demikian, harus disampaikan kepada nenek kita seperti ini. Tentunya dengan bahasa yang baik, bahasa yang santun. Jangan nenek dibentak-bentak, kan begitu? Jangan dibentak-bentak, sampaikan dengan cara yang baik, santun. Mohon pertolongannya, mohon bantuannya, mohon doanya juga nek, agar cucu nenek ini menjadi orang yang shaleh, yang shalehah.

Kan nenek senang kalau cucunya baik, tidak manja. Sudah manja, mandi jarang karena dimanja itu tadi. Maka kerja sama yang baik dengan nenek dari anak kita tersebut, untuk mengarahkan anak kita tersebut. Sehingga apa? Sehingga kompak dalam mendidik, satu suara. Tidak, (maka, -red) tidak. Iya, (maka, -red) iya. Anak biasanya akan bingung, kalau kita menanamkan sebuah nilai, sebuah prinsip, sebuah pemahaman kepada anak, kita mengatakan tidak, istri kita mengatakan iya, anak bingung.

“Ini yang mana sih yang bener? Abah mengatakan tidak boleh, ummi boleh-boleh saja”

Bingung anak. Jangan dibuat bingung anak itu. Harus satu persepsi, harus satu arah, satu tujuan, sehingga anak tidak kemudian dibingungkan. Ini penting didalam mendidik anak-anak.

Download Audio disini

Sumber : Thalab Ilmu Syar’i